Mohon tunggu...
Nawfal Said
Nawfal Said Mohon Tunggu... -

Diaspora RI di Denmark

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Radio Copenhagen: Simpel, Lezat dan Kreatif

22 Mei 2017   04:12 Diperbarui: 25 Mei 2017   04:42 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dunia kuliner, biasanya yang berdiri di puncak adalah restoran-restoran yang menghasilkan dobrakan dengan kreatifitas mereka yang tinggi. Di tangan mereka, memasak bukan hanya sekedar memasak saja, namun menjelma menjadi suatu seni tersendiri. Namun, seringkali kreatifitas ini memiliki harga tinggi, yang tidak jarang harga untuk mencicipi masakan kelas tinggi bisa mencapai $200-300 per orang!!! Terlebih lagi, ada kesan mewah dan eksklusif sehingga mengalienasi sebagian masyarakat. 

Namun tidak demikian bagi Restoran Radio Copenhagen. Jika restoran-restoran kelas dunia seringkali mematok harga tinggi untuk tingkat kreatifitas yang mereka tunjukkan, maka Radio justru melawan arus dengan mengedepankan kesederhanaan namun tetap mempertahankan kreatifitas yang lazim ditunjukkan oleh restoran-restoran kelas dunia. Jika restoran kelas dunia sering menunjukkan eksklusifitas, maka Radio justru mendorong inklusifitas dengan menghadirkan suasana yang sederhana dan tidak berlebih serta citarasa masakan yang lebih akrab di lidah orang. 

Sebelum memesan masakan, pelayan akan mengeluarkan roti goreng dengan saus krim zaitun sebagai snack/hors d'ouvre. 

image-592181b2db93734651133bf4.jpeg
image-592181b2db93734651133bf4.jpeg
Roti yang dicuil-cuil digoreng hingga garing dengan saus krim zaitun gurih merupakan kudapan yang pas untuk menggugah selera sebelum memesan masakan. 

Untuk First Coursenya, saya memesan Langoustine with Radishes and Dill Cream.

image-5920b851db93739d75133bf4.jpeg
image-5920b851db93739d75133bf4.jpeg
Langoustine adalah udang khas Skandinavia yang rasanya lebih lembut dan manis dibandingkan udang biasa. Umumnya, Langoustine begitu ditangkap di perairan Nordik langsung diantar ke restoran. Ini karena masa awetnya yang pendek, dan jika waktunya telah lewat, maka warna dan rasanya akan berubah menjadi tidak enak . Langoustine biasanya dijual mahal jika dikirim keluar negara Skandinavia karena untuk mempertahankan kesegarannya butuh biaya logistik tinggi, namun tidak demikian untuk Denmark yang dekat dengan habitat naturalnya sehingga harganya bisa ditekan.

Langoustine di dalam masakan ini dimasak sebentar lalu dilumat halus dan disimpan di kulkas. Saat menghidangkannya, ditambahkan lobak merah di atas bersama  keripik gandum dan terakhir, dituangkan saus krim daun dill. Rasa Langoustine yang lembut dan sedikit manis berpadu dengan lobak merah segar dan saus krim daun dill memberikan rasa yang kuat. Keripik gandum yang ditambahkan memberikan tekstur crunchy dan sedikit pahit pada hidangan.

Di Denmark, anda dapat menjumpai sejumlah restoran yang biasa menyediakan jus untuk mendampingi setiap course. Ini berarti untuk setiap course anda akan disediakan jus segar dengan rasa yang masing-masing berbeda untuk setiap hidangan untuk mengkomplemen profil rasa setiap masakan. 

Untuk First Course, saya diberi jus wortel jahe untuk mendampinginya.

image-5921bc04ff22bd461a4c6053.jpeg
image-5921bc04ff22bd461a4c6053.jpeg
Rasa jus wortel yang segar dengan sedikit rasa jahe terasa melembutkan lidah setelah mencicipi hidangan First Course yang kuat. Dalam seteguk jus ini anda juga bisa merasakan rasa jeruk yang asam segar dan sedikit jahe yang ditambahkan memberikan rasa hangat pada tenggorokan. Jusnya pun diperas dengan sangat halus sehingga begitu mudah lewat kerongkongan saat meminumnya.

Untuk Main Course, saya memesan daging sapi muda dengan sayuran kol dan bumbu mustard. 

image-5921e4aa21afbdd778386273.jpeg
image-5921e4aa21afbdd778386273.jpeg
Daging sapi muda dimasak ala sous vide, yaitu teknik masak suhu rendah (antara 60-70 derajat) dalam kantong kedap udara dan dimasak selama berjam-jam. Hasilnya adalah daging yang lembut dan tidak terlalu matang. Saat mencicipi ini, saya merasakan rasa daging dan sayuran kol yang hangat. Mustard yang ditambahkan menjadi bumbu utama yang pas. Biasanya mustard memiliki rasa kuat, namun di sini mereka berhasil menekan rasanya sehingga tidak terasa overpowering. Mustard pun menjadi bumbu yang benar-benar mengkomplemen masakan ini secara keseluruhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun