Mohon tunggu...
Cicilia Anne
Cicilia Anne Mohon Tunggu... -

belajar dari apa yang dilihat, mendengar dari apa yang diterima...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tuhan, mengapa aku berbeda ?

19 Maret 2012   04:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:50 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13321288351134075066

mereka ada, dan mereka istimewa, bukan kekurangan justru menyadarkan, betapa bersyukur aku terlahir sempurna..

pagi ini terasa berbeda, diawali hujan rintik, buatku semakin malas untuk melangkah kan kaki keluar rumah dan bekerja.
yah benar hari ini hari senin, awal pekan yang selalu macet dan selalu freak :d

seperti biasa, rutinitas pagi, naek angkot turun di halte busway dan ngantri lebih dari minta tanda tangan Lee Min Hoo.
yah ok, masih pagi juga, masih jam set 8 pagi.
semua rapi, ada yang pake seragam ( termasuk aku ), ada yang kemeja perlente, dan ada anak kecil yang ikut ngantri untuk naik bus yang jadi primadona di ibu kota ini.

begitupun dengan Ibu Yati, sebut saja namanya begitu.
dia bersama 2 anaknya ikut mengantri busway jurusan kalideres - harmoni.
tanpa sengaja, aku melihat adik kecil itu dipangkuan Ibu Yati, sekilas tak ada perbedaan dengan anak lain seusianya 6 bulan.
terlihat menggemaskan, gendut dan putih.
dibalik punggung kecilnya, terlihat raut muka yang dapat membuat siapa saja yang melihatnya terenyuh,
dia lah Bagas,..

bibirnya tak sesempurna anak sebayanya, jarinya terlahir hanya 4,
2 di jari kanan, dan 2 di jari kirinya. kakinya pun belum terbentuk sempurna sehingga jari itu terlihat menyatu dalam bulatan kain penggendong sang Bunda.

sang ibu, terlihat kurang nyaman, saat semua mata tertuju padanya,
apalagi di saat Bagas merengek tidak nyaman duduk dipangkuan sang Bunda.
Beliau sibuk untuk mengayunkan Bagas di balik tangan nya, agar tak satu orang pun dapat melihat kekurangan anaknya.

aku wanita, walau mungkin aku belum menjadi seorang ibu, aku mengerti perasaan bu Yati,
beliau tak ingin, seorang pun mengolok anaknya nanti, atau melihat dalam bahasa "jijik"

Bagas, tidak minta dilahirkan dalam kondisi itu.
Bagas tidak minta dilahirkan dalam keluarga yang serba kekurangan,
Bagas tidak minta dilahirkan dalam kekurangan fisik.
tapi bagas tetaplah bagas.
Bagas yang istimewa,

bagiku, mereka adalah masa depan.
Tuhan itu adil, aku percaya dibalik kekurangan Bagas, selalu ada berjuta kelebihan yang ia miliki.
mereka bukan terlahir cacat, justru mereka istimewa.
dibalik mata beningnya, tersimpan harapan yang besar.
sudah selayaknya kita mensyukuri apa yang kita miliki, terlahir sempurna adalah suatu anugrah, jika anda tak pernah puas dengan apa yang anda miliki, cobalah bercermin,
apa saya tidak sempurna ?


[caption id="attachment_166976" align="alignleft" width="300" caption=""][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun