Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kendari Darurat Narkoba

14 September 2017   09:00 Diperbarui: 14 September 2017   09:15 2485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dok.pribadi

Dua hari terakhir ini warga kota Kendari dihebohkan dengan peristiwa over dosis.penggunaan obat terlarang yang menimpa rata rata anak remaja di bawah umur, usia sekolah SD dan SMP. Sampai hari ini telah tercatat lebih dari 50 orang pasien yang dilarikan ke rumah sakit rumah sakit di kota ini, dan yang terbanyak dilarikan ke RS Jiwa Kota Kendari, dimana di RS Jiwa ini pasien sampai meluber ke koridor rumah sakit. Satu orang anak yang masih duduk di sekolah dasar tercatat meninggal dunia, dan puluhan lainnya masih dalam perawatan intensif, bahkan ada yang koma dengan gejala hilang kesadaran dan berhalusinasi serta gangguan pada jantung.

Dari informasi yang beredar di masyarakat korban korban ini mengkonsumsi obat obatan terlarang yang dikenal dengan nama lokal di kota Kendari sebagai "mumbul", jenis PCC yang merupakan obat racikan. Jenis obat terlarang ini beredar luas tidak saja di kalangan remaja mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA bahkan sampai ibu rumah tangga yang telah bercucu pun menjadi pecandu Narkoba jenis ini. 

Anak SD yang menjadi korban tewas dalam kejadian ini diketahui memperoleh obat tersebut dari tante korban sendiri yang juga merupakan pecandu obat obatan terlarang tersebut. Sementara para korban yang lainnya mengaku memperoleh dari orang yang tidak dikenal ada yang membeli ada pula yang beri secara Cuma Cuma.

Namun yang menjadi cacatan penting dari kasus ini, efek dari obat ini terlihat jauh berbeda dari efek penggunaan mumbul jenis PCC yang selama ini beredar, yang sekarang ini ada sensasi sepertinya mabuk flakka cenderung seperti mayat hidup. Namun dari hasil penelusuran yang mereka konsumsi adalah mumbul jenis PCC yang bentuknya seperti pil berwarna putih mirip permen mentos namun berdiameter agak kecil.

Satu catatan kecil bahwa kota Kendari menurut rilis BNN menempati peringkat pertama di Indonesia dalam penyalahgunaan narkoba tingkat pemula, ini sebenarnya merupakan tamparan keras bagi pemangku kepentingan kota ini, kota Kendari hanyalah kota sedang yang sebenarnya relatif mudah pengawasan dan pemantauannya, aktifitas peredaran narkoba jenis mumbul dan lem fox yang paling marak di kota ini terlihat nyata dan boleh dikata berlangsung terang terangan, dari catatan kami, beberapa kali penangkapan yang kami ketahui berakhir dengan tidak tuntas sehingga menimbulkan kesan adanya pembiaran ataupun pengabaian terhadap kasus ini karena dianggap bukan sebagai pelanggaran yang diatur dalam undang undang Narkotika dan Psikotropika, namun hanya merupakan pelanggaran undang undang kesehatan, namun apapun itu dampak dari penyalahgunaan mumbul ini jauh LEBIH PARAH dari penggunaan Narkotika jenis sabu, ekstasi dan ganja, bukan saja dampak kesehatannya tapi yang parah juga adalah dampak sosial atau moralitasnya, dimana penggunaan mumbul ini juga mengarah pada sex bebas di kalangan anak anak remaja.

Hikmah dari kejadian luar biasa akibat mumbul di kota Kendari ini, semoga bisa membuka mata kita semua untuk mengantisipasi ekstra ketat dari sekecil apapun gejala penyalahgunaan narkoba di masyarakat. Kepolisian, Pemerintah Daerah, Pihak sekolah serta masyarakat baik secara organisasi maupun pribadi harus bergandeng tangan MELAWAN Narkoba secara lebih pro aktif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun