Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mana yang Harus Dipilih : Tambahan Lahan untuk 'Saleable' atau Lahan untuk Parkir ?

3 Mei 2012   09:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:47 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_185947" align="aligncenter" width="330" caption="medanmagazine.com"][/caption]

Sebenarnya, setiap warga atau perusahaan yang ingin membuat sebuah pusat kegiatan, seperti membuat mall, apartemen, rumah sakit, bahkan sekolah serta bangunan2 kecil yang lain, apapun bentuknya, mereka harus memperkirakan banyaknya parkir yang dibutuhkan, sesuai dengan standard dan aturannya. Karena jika tidak demikian, pusat2 kegiatan itu akan tidak bisa menampung jumlah parkirnya, dan pasti akan menutup banyak akses di jalan2 di sekitranya. Dan itu mengakibatkan kesemrawutan bagi lingkungan sekitarnya.

Jumlah parkir atau volume parkir, untuk mendapatkan jumlah parkir, merupakan kumulatif kendaraan yang parkir di tempat atau kawasan tersebut, dan pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan data kendaraan yang masuk ke pelataran parkir tersebut ( atau bisa juga ke gedung parkir ) melakui pintu masuk parkir tersebut.

Disamping itu, data volume parkir beserta data lamanya parkir dan akumulasi parkir, digunakan untuk menghitung besarnya jumlaj ruang parkir yang perlu disediakan. Sehingga jika ruang2 parkir yang seharusnya sudah dihitung tetapi tidak di bangun ( biasanya karena kebutuhan ruang lain, sehingga sedikit demi sediki, si empunya proyek lebih mementingkan ruang yang bisa di pakai ( atau di sewa ), menjadi kebutuhan parkir pusat kegiatan itu mengjadi kurang .....

Data volume parkir juga merupakan informasi penting yang diperlukan untuk pengendalian parkir dalam kebijakan manajemen lalu lintas. Di negara lain, menurunkan tarif parkir untuk menaikan volume parkir, dalam kaitannya untuk menaikkan daya beli masyarakat di pusat kegiatan tersebut.

Ketika aku sudah bekerja lebih dari 20 tahun, dan menelsuri tentang rumusan tata ruang kota dan berhebungan dengan perparkiran, aku melihat bahwa konsep perparkiran di Indonesia, khususnya di Jakarta, tidak sesuai dengan standard dan aturannya.

Sebagai contoh ( ini hanya illustrasi saja, jika ingin lebih tahu, aku harus mencari tahu standard parkir di Jakarta sekarang ini ) :

Sebagai bangunan umum tingkat kota, sebuah sekolah besar dan terkenal, ternyata tidak mempunyai lahan parkir yang memadahi. Sehingga, mobil2 yang mengantar-jemput siswa2nya, harus memarkirkan mobilnya di sisi jalan di depan sekolahnya. Untuk sebuah sekolah besar dan terkenal, dibutuhkan 1 siswa = 1 mobil, walaupun memang ada yang tidak membawa mobil ( naik bis atau angkot ), atau jika 1 mobil bisa dipakai oleh 2 siswa kakak beradik. Standard mobil untuk sebuah sekolah besar tingkat kota adalah 1 : 5, yang artinya 1 mobil untuk 5 siswa ( sekitar itu ). Artinya lagi, bahwa jika sekolah tersebut mempunyai siswa sekitar 1000 orang, berarti ada 1000 orang dibagi 5 orang = sekitar 200 mobil. Itu adalah perkiraan yang sangat kasar, karena belum lagi kebutuhan mobil tamu2, serta guru2nya.

Jadi dalam sebuah sekolah tingkat kota dari 1000 siswa, dibutuhkan lahan parkir untuk 200 mobil. Jika 1 mobil mempunyai luas sebesar ( mobil standard, bukan sejenis Alphard, 5 m x 3 m ) 15 m2, maka dibutuhkan 200 mobil x 15 m2 = 3000 m2. Belum ditambah sekitar 20% untuk sirkulasi dan manuvernya, menjadi 3600 m2.

Sekarang, apakah si empunya sekolah 'mampu' memberikah lahan untuk membuat parkir? Atau membuah gedung parkir? Rasanya, tidak! Karena luas area sebesar 3600 m2 ini, mereka pikir akan bisa lebih 'bermanfaat' untuk membangun bngunan baru lagi, untuk ruang2 kelas, atau untuk auditorium atau apapun yang mereka inginkan. Makanya, yang seharusya 3600 m2 untuk lahan parkir, berkurang ( mungkin ) hanya ½ saja, yaitu sekitar 1800 m2 sampai 2000 m2 saja untuk parkir. Sehingga, lagi2, mobil2 akan diparkir di pinggir2 jalan .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun