Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Sebuah Kota yang Ramah bagi Warga 'Disabled', seperti Aku .....

30 Agustus 2012   08:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:08 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_209550" align="aligncenter" width="541" caption="123rf.com"][/caption] Siapa bilang aku menyerah dengan keadaanku yg serba terbatas ini, karena stroke? Siapa bilang keterbatasanku menjadikan aku terpuruk? TIDAK! Sama sekali  TIDAK! Justru dengan keterbatasanku sebagai Insan Pasca Stroke dan sebagai 'ordinary disabled woman', semakin membuat aku terus bermimpi dan terus 'berlari' mengejar ketertinggalanku dibandingkan sahabat2ku .....

Seperti yang aku tuliskan di Ketika Mimpi-Mimpiku Sesuai dengan Rencana-Nya ....., bahwa aku terus berlari dan ingin terus berkarya, walau dalam keterbatasan. Sudah banyak Kompasianer yang tahu, bahwa tubuhku lumpuh 1/2 tubuh sebelah kanan ( lihat tulisanku 'Sebuah Tubuh Separuh Lumpuh', Seperti Aku ..... ). Kaki kananku belum mampu menopang tubuhku 100% walau tetap bisa berjalan dan akibatnya aku harus berpegangan untuk bisa berjalan karena jika tidak aku bisa jatuh jika ada yang menyenggol tubuhku.

Sedangkan tangan kananku, sudah bisa bergerak dan bisa diajak 'salaman', tetapi tidak atau belum bisa di gunakan. Jari2 tangan kananku belum bisa merasakan sensainya, dan tangan kananku belum mampu mengambil benda apapun, walau hanya selembar tissue .....

Aku menyerah? Sekali lagi, TIDAK! Justru membuat aku mengerti tentang kebutuhan orang2 cacat atau disabled, seperti aku. Secara fisik, aku memang seorang cacat karena stroke. Benar2 cacat dimana anggota tubuh kananku lumpuh. Dan tidak menutup kemungkinan, akan berlanjut lama, seumur hidupku, walau aku tetap percaya dengan mujizat dan aku tetap berserah kepada Tuhan Yesus-ku ..... Ya, aku tetap realistis juga, bukan? Secara aku adalah seorang wanita sendiri dengan 2 anak remaja yang sebentar lagi akan 'meninggalkan'ku untuk menggapai semua cita2nya ......

Walau tetap seseorang akan mendampingiku dalam suatu waktu sesuai rencana Tuhan, pun aku harus sangat realistis. Jujur, jika kedua orang tuaku ( yang memang sudah tua, diatas 70 tahun ) tidak bisa mendampingiku lagi sebelum aku sembuh sempurna, dan anak2ku yang beberapa tahun lagi akan menempuh pendidikan di negara lain, dan aku belum ada pendamping, bagaimana aku bisa melakukan aktifitasku sehari2? Karena aku memang belum mandiri, justru dalam kegiatanku sehari2 ......

Mungkin tidak ada yang bisa membantuku jika benar2 itu terjadi. Semua keluargaku pun tidak bisa, termasuk keluarga adik2ku yang tinggal di luar kota dan luar negeri, karena mereka juga mempunyai keluarganya dan permasalahannya masing2. Lalu bagaimana? Secara bertahap, aku memikirkan kehidupanku selanjutnya, agar tetap eksis sebagai anak2 Tuhan dan terus bergantung kepada NYA.

Sedikit demi sedikit, aku mulai mengembangkan konsep hidupku beserta mimpi2ku di beberapa tahun yang akan datang. Sebagai wanita cacat yang beberapa tahun lagi tidak ada yang bisa membantuku, aku HARUS bisa membuat sebuah tempat ( atau rumah ) yang benar2 bisa mem-fasilitas-ku untuk bergerak. Bukan rumah saja, tetapi aku harus tinggal di sebuah tempat ( atau kota ) yang 'ramah' bagi orang2 cacat seperti aku. Dan sangat jujur, Jakarta atau Indonesia, bukan merupakan kota atau negara yang 'ramah' bagi kami, warga disabled ......

Mimpiku sejak kecil adalah aku memang ingin tinggal di sebuah kota dan negara yang bisa 'menangkap' ekspresi jiwaku. Jiwaku memang senada dengan jiwa2 di negara2 Eropa, negara2 klasik nan cantik! Dan secara kebetulanpun, negara2 Eropa memang sangat 'ramah' dengan warga 'disabled' seperti aku .....

Hampir semua negara2 di Eropa ( juga negara2 maju lainnya, seperti Amerika, Australia, Jepang, dan Singapore ), sangat ramah bagi penderita cacat. Cacat pun dibagi2 lagi, yaitu penderita muda dan benar2 cacat ( seperti aku ) dan orang2 tua yang sudah harus dibantu oleh orang lain tetapi keluarganya tidak ada. Negara2 ini sangat toleran, bahkan sangat menghormati warga disbled. Aku tidak akan membahas semua detail cacat fisik, tetapi yang aku akan bahas adalah penderita cacat fisik anggota tubuh yang harus selalu di atas kursi roda .....

Cerita dalam mimpiku, sebagai penderita cacat di sebuah negara Eropa, beberapa tahun di depan :

Aku tersenyum, ketika pagi itu aku membuka mataku. Rumahku meang kecil, tetapi sangat nyaman. Fasilitas2 sebagai penyandang cacat, ada di sekitarku. Aku bangun pagi itu, mandi pagi, dan aku ingin berjalan2 dengan anjingku, berkeliling taman di lingkungan rumahku .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun