Tanggal dan bulan yang sama seringkali memiliki kesan yang berbeda bagi masing-masing pihak yang mempunyai kenangan di dalamnya. Terlebih apa yang diperingati sebagai hari ulang tahun ataupun “hari jadi”. Di satu pihak bisa menyambutnya dengan kegembiraan, namun di pihak lain mengingatnya sebagai keprihatinan.
Seperti kita tahu, hari ini, 29 Mei 2013 media online Kompas.com merayakan 5 (lima) tahun hari kelahirannya. Tentunya dengan kegembiraan atas pencapaian-pencapaian yang telah diraih. Persiapan-persiapan menyambut hari ulang tahunnya ini terlihat begitu rapi dan ceria.
Bahkan beberapa hari ini Kompas.com menyuguhkan sajian-sajian kreatif berujung “teka-teki” ke arah kejutan yang sedikit banyak membuat usernya penasaran. Artikel-artikel dengan judul yang seragam dapat terbaca sebagai pesan tentang siapa saja pembaca serta pandangannya yang positif tentang media ini. Beberapa sosok “pilihan” mengisi bagian itu. Seperti Jokowi, Johan Budi, Muhamad Nuh, Tifatul Sembiring, Ricard Sambera dan lainnya. Dengan judul menarik dan seragam semisal: “Jokowi,Kompas.com dan 29 Mei 2013”, “Johan Budi, Kompas.com dan 29 Mei 2013”, dan seterusnya. Di penghujung artikel biasanya dihiasi kalimat pemancing, “ Nantikan, 29 Mei 2013”, atau yang terakhir ini ada “pukul 16.00”.
Kejutan apakah itu? Mungkin akan ada penampilan wajah yang berbeda? Ataukah bagi-bagi hadiah? Tapi yang jelas, melalui Kompas.com pula saya mendapatkan informasi bahwa hari ini, 29 Mei 2013, ada peristiwa yang merupakan sebuah “hari jadi” meski jauh beda kenangannya. Yaitu tragedi lumpur Sidoarjo, lumpur dari dalam perut bumi menggenangi belasan desa di Kecamatan Porong Sidoarjo. Ribuan kepala keluarga mengungsi dan terpaksa meninggalkan komunitas sosial yang terbangun sejak puluhan tahun, yang terjadi 29 Mei juga, (7) tujuh tahun yang lalu. “Lebih tua” 2 (dua) tahun dibanding Kompas.com.
Seperti yang dirilis Kompas.com hari ini, 29 Mei 2013, ratusan warga korban lumpur Sidoarjo terlihat “mengenang”nya tentu jauh dari rasa gembira. Mereka mengarak ke bibir kolam lumpur, sebuah patung berbentuk Ketua Umum Partai Golkar yang kini penuh percaya diri mencalonkan diri menjadi presiden RI. Patung tersebut rencananya akan ditenggelamkan ke dasar kolam lumpur tak jauh dari lokasi demo. Hal itu sebagai bentuk kekecewaan warga atas pemilik perusahaan gas PT Lapindo Brantas yang menyebabkan semburan lumpur Sidoarjo sejak tujuh tahun lalu, dan tak tuntas sampai saat ini.
''Patung ini agar mata dunia tahu, Aburizal Bakrie inilah yang membuat kerusakan di Sidoarjo,'' kata Gugun Muhammad, dari Urban Poor Konsorsium, LSM pendamping warga korban lumpur Sidoarjo.
Maka itulah, tak harus menunggu sampai pukul 16.00 untuk mengetahui apa kejutan dalam hari ulang tahun kompas.com. Saya sudah menemukan kejutan sendiri karena diberikan contoh, tentang tanggal dan bulan yang sama dikenang sebagai peristiwa dengan suasana berbeda. Termasuk mempermaklumkan alasan, betapa sulitnya menemukan artikel terkait ulang tahun Kompas.com yang berjudul/tema “ Aburizal Bakrie, Kompas.com dan 29 Mei 2013”. Sehingga saya buat sendiri.
Selamat ulang tahun Kompas.com. Dan untuk warga korban lumpur Sidoarjo, saya kehabisan kata,.... hanya ikut berharap, semoga kebaikan datang untuk semua.
.
.
C.S.
29 Mei 2013
referensi opini, dari Kompas.com