Mohon tunggu...
chika sukahujan
chika sukahujan Mohon Tunggu... -

lahir dihari pendidikan nasional 20 tahun yang laluu... sejak lahir hingga kini menetap dibumi pertiwi, cewe Indonesia asli yang dari orok tidak pernah suka sinetron!!! sangat suka dengan baso,sayur asem, tempe goreng dan sambel terasi. pokonya makanan sunda(baso bukan makanan sunda y?!) saat ini sedang berjuang untuk mendapat gelar sarjana ekonomi di Universitas Jenderal Soedirman jurusan Ekonomi Pembangunan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kenapa Saya Tak Boleh Jadi Polisi Hanya karena Tak Punya 10 Juta?

5 Juni 2010   04:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:44 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepupu saya, bernama Apri. Sejak kecil dia senang sekali melihat polisi yang "gagah", "melindungi", "mengayomi", hingga polisi dijadikan satu-satunya cita-citanya. Selepas lulus SMA dengan bekal pas-pasan dia berangkat ke Bandung untuk mengikuti seleksi scaba ( bedanya scaba sama akpol apa sih?saya belum mengerti). Tahap demi tahap dia lalui dengan baik - jelas saja dia sudah mempersiapkan mental dan fisiknya jauh-jauh hari, jauh-jauh bulan bahkan jauh-jauh tahun. Di setiap tahap dia tak pernah kendor semangat, hingga akhirnya dia masuk pada tahap akhir yaitu PANTOHIR atau pantauan tahap akhir.

Di pantohir inilah hatinya berkecamuk, sejak salah seorang penguji bertanya pekerjaan orang tuanya, dan menawarkan diri akan meloloskan dia asal ada uang minimal 10juta. Jumlah uang dengan tujuh nol debelakang angka satu itu tentu saja membuatnya nanar, merasa tidak adil pada Tuhan yang tidak melahirkannya dari keluarga berada. Hanya karena uang sepuluh juta tidak dimiliki, dia gagal menjadi seorang scaba. Bapaknya yang merupakan paman saya hanya seorang pedagang mie ayam di pasar Legok, dan ibunya jualan gado-gado dan menjadi buruh cuci untuk menambah panghasilan keluarga. Meskipun kejadian tersebut bukan menimpa saya tapi bisa dirasakan betapa hidup di Zaman sekarang ini sangat tidak adil jika tidak punya uang. Padahal konon di UUD dijelaskan semua orang derajatnya sama dimata hukum, dan berhak atas pendidikan, dan penghidupan yang layak.

Saya pernah membaca riwayat pendidikan Komjen Susno Duadji, dahulu kala saat lulus SMA beliau mencari sekolah yang gratis, meskipun cita-cita beliau menjadi seorang penyuluh pertanian, tapi karena daftar di universitas tidak gratis, beliau lalu daftar akpol yang pada saat itu "BENAR-BENAR GRATIS". Tapi sayang, saya pun sadar zaman berganti tahun keadaan sekarang hidup ditentukan oleh seberapa banyak uang yang kita miliki bukan?bahkan hanya untuk menjadi pintar guna memperbaiki keadaan ekonomi keluarga. Seandainya, masih ada kegratisan, saya yakin Apri dapat meraih cita-citanya.

tulisan ini saya peruntukan untuk sepupu saya Apri. Tetap semangat untuk Apri yang tahun ini akan mengikuti seleksi lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun