Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kompasiana Menuju Nomor Satu Dunia? Poles Wajah juga Pacu Dapurnya!

24 Februari 2017   02:06 Diperbarui: 24 Februari 2017   13:37 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo baru Kompasiana/Kompasiana

“Saya mau protes, 20 tulisan saya pernah dihapus dari akun saya,”ungkap Yon Bayu, salah satu pemilik akun Kompasiana dengan nama yang sama membuka keluh kesahnya. Alih-alih terbawa kata-kata Yon, seisi ruang Ruby yang terletak di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Barat, Jakarta Selatan pada Kamis (23/2) petang kemarin, malah menyambutnya dengan derai tawa.

Bukan bermaksud menganggap rendah pernyataan tersebut, reaksi yang sebagian besar datang dari sesama kompasianer yang hadir lebih sebagai reaksi spontan terhadap datangnya suara yang berlawanan dengan suara-suara sebelumnya. Yon adalah penanya  terakhir pada sesi tanya jawab yang singkat. Nada beberapa penanya sebelumnya dominan positif, entah sekadar berkomentar atau memberi saran, dan bila mengandung kritik dibungkus secara halus.

Sementara Yon bertanya tanpa tedeng aling-aling, langsung menyasar pada inti keresahan yang rupanya telah dipendam lama. Hilangnya 20 tulisan , menurutnya beberapa dari antaranya telah dibaca hingga ratusan ribu, tanpa alasan yang jelas, jelas menjengkelkan. Bertemu muka dengan Iskandar Zulkarnaen, COO Kompasiana, Nurulloh selaku Asisten Manager, team content dan IT menjadi momen yang pas untuk mengutarakan keresahan itu secara langsung.

“Benar-benar klimaks,”timpal Nurulloh disambut derai tawa hadirin. “Saya juga merasakan hal yang sama bahkan sejak delapan tahun lalu,”sambung pria berkaca mata dengan nama akun Kompasiana Nurul Uyuy itu.

Ya, apa yang dikatakan Yon dan diamini oleh Nurulloh, serta masih banyak keresahan lain yang dirasakan para Kompasianer adalah bagian dari perjalanan platform blog keroyokan itu. Blog yang semula diperuntukan bagi kalangan internal di Kompas Gramedia itu telah berkembang pesat, bahkan jauh dari perkiraan sebelumnya.

Wisnu Nugroho, salah satu saksi hidup Kompasiana, yang hadir saat itu merasakan perubahan gilang gemilang itu. Sosok yang kini menjadi Pemimpin redaksi Kompas.com itu mengaku pada masa-masa awal kehidupan Kompasiana yang masih bersifat eksklusif hanya diisi oleh belasan orang. Perubahan sangat jauh terasa setelah Kompasiana membuka diri untuk umum setahun setelah berdiri pada 2008.

Wisnu Nugroho, salah satu saksi hidup perkembagan Kompasiana sejak belum apa-apa menjadi apa-apa seperti sekarang/@KikoGiovanni
Wisnu Nugroho, salah satu saksi hidup perkembagan Kompasiana sejak belum apa-apa menjadi apa-apa seperti sekarang/@KikoGiovanni
Kini Kompasiana telah menjadi keluarga besar dengan 330 ribu pemilik akun aktif  seturut data per Januari 2017 dan pembaca setia Kompasiana yang menyentuh jutaan pasang mata saban hari. Kompasiana telah menjadi rumah bagi sekitar 1,4 hingga 1,5 juta data.

Dalam perjalanan tersebut Kompasiana terus berbenah. Berawal dari kesepian, bahkan dengan identitas berupa sembilan huruf sederhana, Kompasiana berkembang menjadi blog terbesar di Indonesia.  

Perubahan yang terus berlangsung itu terasa semakin kencang sejak awal tahun 2017. Bermula dengan mengubah slogan “sharing, connecting” yang telah bertahan selama delapan tahun menjadi “Beyong Blogging.” Dari  semula “berbagi, (dan) saling terhubung” menjadi “Lebih dari Sekadar Ngeblog.”

Demi meningkatkan gairah para pengguna dan pembaca, Kompasiana kembali tampil dengan wajah baru. Logo yang telah bertahan selama bertahun-tahun itu dipoles. Sejak hari ini Kompasiana tampil dengan logo baru.

Seremoni yang berlangsung di markas Kompasiana itu menandai perubahan wajah Kompasiana. Semula Kompasiana ditulis dengan huruf miring dengan selipan balon atau “bubble” menggantikan huruf O. Kini Kompasiana mantap berdiri, dan balon itu telah berganti kotak persegi delapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun