Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Analis aktuaria - narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan / Email: cevan7005@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

11 Solusi Atasi Masalah Sampah di Jakarta

21 Desember 2015   18:06 Diperbarui: 21 Desember 2015   22:14 1648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampah begitu menumpuk di ibukota, mengapa tidak diolah menjadi pupuk kompos untuk hidupkan tanaman seperti ini? (Gambar merupakan dokumen pribadi)

Sampah adalah momok bagi masyarakat seluruh dunia. Bertambahnya jumlah manusia di bumi ini berarti bertambah pula jumlah sampah yang akan dihasilkan. Kehadiran sampah membawa banyak dampak negatif dalam kehidupan manusia, di antaranya : menimbulkan bau tidak sedap, menimbulkan bibit penyakit, banjir, dan berkontribusi terhadap pemanasan global.

Belum lagi masalah terbatasnya lahan yang tersedia untuk menampung dan mengolah sampah, terlebih lagi di ibu kota. Ketika sampah tersebut diangkut ke luar daerah, timbul masalah baru berupa kemacetan yang ditimbulkan oleh truk sampah. Kehadiran truk sampah ini ditolak di mana-mana. Masalah yang satu ini membutuhkan solusi nyata di berbagai bidang, berikut ulasannya.

Belilah makanan dan minuman dengan bijak

Belilah makanan dan minuman yang sesuai dengan kebutuhan dan selera Anda. Membeli makanan dalam jumlah yang terlalu banyak dan ketidaksanggupan untuk menghabiskannya membuat sisa makanan Anda menjadi sampah. Sampah makanan ini menimbulkan bau tidak sedap dan berbagai penyakit. Selain itu, menyisakan makanan bukanlah perilaku yang baik, mencerminkan rasa kurang bersyukur atas nikmat Allah, dan mengarah kepada perbuatan mubazir. Untuk pengusaha restoran, Anda boleh mengenakan biaya khusus untuk makanan yang tidak habis. Peraturan ini sudah umum diberlakukan di restoran all you can eat, tujuannya agar konsumen mengambil makanan sesuai dengan kebutuhannya.

Bawa peralatan makan sendiri dari rumah

Jarang makan di rumah? Jika tempat Anda makan menyediakan peralatan makan yang dapat digunakan lagi, tentu tidak ada masalah, silahkan menggunakannya. Bagaimana jika tempat Anda makan menggunakan styrofoam, sendok plastik, sumpit kayu, dan gelas kertas? Peralatan makan tersebut tidak ramah lingkungan dan berkontribusi terhadap pemanasan global karena tidak dapat terurai di alam. Solusinya adalah membawa peralatan makan sendiri dari rumah, seperti kotak makan, sendok dan garpu besi, serta tumbler. Selain ramah terhadap lingkungan karena dapat digunakan berulang kali, Anda merasa lebih yakin akan kebersihannya karena Andalah yang mencucinya sendiri di rumah. Membeli makanan di luar dan tidak habis? Atau ingin dibawa pulang untuk makan di rumah? Masukkan makanan tersebut ke dalam kotak makan Anda sendiri. Untuk pengusaha restoran, Anda boleh mengenakan biaya khusus untuk konsumen yang melakukan take away dan delivery dengan packaging dari restoran Anda serta meminta peralatan makan sekali pakai.

Bawa tas sendiri untuk berbelanja

Sekarang ini, setiap kali berbelanja pulang selalu membawa banyak kantong plastik. Bukan plastik? Ya, kardus. Mengapa tidak membawa tas sendiri dari rumah setiap kali datang ke pasar atau supermarket? Untuk pengusaha ritel, Anda boleh mengenakan biaya untuk permintaan kantong plastik dan kardus, terlebih jika permintaannya melebihi kebutuhan.

Buanglah sampah pada tempatnya

Salah satu penyebab banjir adalah kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya, melainkan pada saluran air seperti selokan dan sungai. Tentunya banjir menimbulkan berbagai masalah dan ketidaknyamanan, tentu Anda tidak menginginkannya bukan? Biasakan diri membuang sampah pada tempatnya dan sediakan tempat sampah di rumah.

Sebenarnya tidak hanya banjir saja akibat dari pembuangan sampah di saluran air, masalah yang lebih besar adalah kontaminasi dan penurunan kualitas air. Air menjadi sulit untuk diolah kembali guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

Menggunakan barang yang dapat digunakan berulang kali

Gunakanlah barang yang dapat digunakan berulang kali untuk mengurangi jumlah sampah. Apabila barang tersebut dapat habis, gunakanlah dalam bentuk yang dapat diisi ulang. Misalnya, ketika isi tipex kertas Anda habis, belilah produk isi ulang dan gunakan bodi tipex yang lama. Ketika tinta pulpen Anda habis, belilah tintanya saja dan gunakan bodi pulpen yang lama.

Perbaiki atau daur ulang barang yang sudah rusak atau tidak digunakan lagi

Barang Anda di rumah rusak? Coba perbaiki dulu, misalnya laptop yang rusak dibawa ke teknisi komputer, tas yang rusak dibawa ke tukang jahit. Tidak dapat diperbaiki? Jangan langsung dibuang! Gunakan kembali bagian-bagian yang masih dapat didaur ulang menjadi barang baru yang berguna. Tidak punya ide? Jual kepada pihak yang mampu mendaur ulang barang tersebut. Hal yang sama juga dilakukan untuk barang-barang bekas yang tidak digunakan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun