Mohon tunggu...
cebol pendosa klaraspiningit
cebol pendosa klaraspiningit Mohon Tunggu... -

cebol,tidak terikat, tidak terkekang,tidak tercengkeram sekaligus tempat salah dan dosa, lemah dan tidak bisa apa-apa biarlah di mata dunia penuh dengan kekurangan memang demikian adanya,tidak akan pernah bisa menggapai tanpa dengan pertolongan dan belas kasih Tuhan. tanpa denganNya sungguh Cebol Pendosa.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Seberapa Besar Pengaruh "Masukan" Kompasianer terhadap "Pemerintah?"

20 Februari 2017   15:32 Diperbarui: 20 Februari 2017   15:42 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seberapa besar..!!! pengaruh “masukan” kompasianer terhadap pemerintah.

Acap kali kitasebagai masyarakat akar-rumput, yang selalu merumput di padang rumput yang di “gundul”i,memberikan masukan, lontaran, kritikan (baik yang pedas, asin, manis, kecut,hambar) melalui berbagai tulisan, aksi-aksi, musik, drama, sinetron, diskusi-diskusi,seminar, simposium termasuk dari teman-teman kompasiana ini, betapa banyaktulisan yang bernada, mulai dari memberi masukan, komentar, dan mengkritik. Karenamemang dasarnya tulisan para kompasiner ini tidak dimaksudkan untuk “intervensi”kepada pihak manapun kecuali hanya “alih-alih” kegiatan mengisi kekosonganwaktu. Sambil belajar menulis, membaca dan menimak.

Sehingga, “berubahya.. syukur” dan tidak mempengaruhi kebijakan dan yang diberi masukan tidak merubahapapun, “ya sudah... wong saya sudah dapat wadah tulis-menulis”.

Betapa ikhlasnyapara kompasianer ini, mau berbagi, memberikan masukan, kritikan, namun semuanyaakhirnya terserah yang bersangkutan..!! dipakai.... monggo, tidak dipakai ya..terserah.

Saat kita menulisbaik yang beropini bebas (opini terkendali) dan yang menggunakan statistikserta yang ilmiah ataupun yang di ilmiah-ilmiahkan dan di akademik-akademikkandalam membangun sebuah komunitas fakultas nalar logik (di akademik-akademikkan)supaya ada power-action, maka kita akan terbawa “arahan” aktual yang lagi “in”ini dalam bahasa jawa dikatakan “mut” atau “ngeh”.

Disini menangnya,kita lagi mut atau ngeh apa, dan apa yang akan kita tulis: perihal pengalamanbaik visual atau pengalaman verbal, atau dari informasi kanan-kiri... semua ok.

On the laptop,sering tulisan yang bernada lontaran pemikiran, untuk masukan dan kritikankapada pihak lain (yang sering kepada pemerintah), penulis menempatkanpemikiran hasil konsep, bukan pemikiran hasil kontemplasi sebab pengalamanlangsung dilapangan. Ini yang mungkin akhirnya menjadi kesenjangan (termasukyang menulis ini... lhoo).

Kita mengkritikpihak pembuat kebijakan “abay” tidak peduli terhadap masukan dan kritikan yangkita buat, masalahnya sudah sejauh mana kita telah berbuat dalam aksi dalamdiri kita, dalam keluarga kita dan dalam lingkungan masyarakat kita. Lingkunganterdekat kita.

Kita akan melihatfaktor-faktor, variabel-variabel, elemen-elemen yang saling berpengaruh sebagaisebuah rantai yang saling kait-mengkait bahkan sudah merupakan siklus lingkaransyetan. Jika hilang salah satu faktor atau elemen atau variabel maka “buum” pecahterurai, seperti cerita legenda sejarah Arya penangsang, sultan pajang saatkelupaan kalau ususnya sedang dalam ikat-gelung keris syetan kober, dan saatkaris dicabut maka terurailah perut sultan pajang oleh pusakanya sendiri.

Entah mana yangmenjadi faktor, mana yang elemen dan mana yang variabel. Obyektifitas dankefalidan seperti apa... dan bagaimana. Sebab dari masing-masing komponen adavariabel dan aktor yang mempengaruhi.

Kenapa pemerintahabay, terhadap “HAM”, “moral” dan banyak permasalahan bangsa saat ini. Terlalu banyaknyayang terlibat di kancah kebijakan yang semuanya membawa kepentingan yangsemuanya juga minta untuk dipenuhi. Politik, partai, LSM, masyarakat,organisasi, akademika, pengusaha, dan masih banyak lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun