Mohon tunggu...
Catur Nurrochman Oktavian
Catur Nurrochman Oktavian Mohon Tunggu... Guru - guru mata pelajaran IPS di Salah satu SMP Negeri. suka menulis, dan sudah menghasilkan beberapa buku tentang pendidikan IPS

guru mata pelajaran IPS di Salah satu SMP Negeri. suka menulis, dan sudah menghasilkan beberapa buku tentang pendidikan IPS

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Mengubah Cara Pandang terhadap Lingkungan

2 Juni 2018   05:57 Diperbarui: 2 Juni 2018   08:12 1677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

MENGUBAH CARA PANDANG TERHADAP LINGKUNGAN

Oleh Catur Nurrochman Oktavian, S.Pd.*)

Bencana banjir dan tanah longsor baru-baru ini yang melanda beberapa wilayah Indonesia dan juga berbagai kejadian bencana lingkungan hidup di berbagai wilayah dunia merupakan salah satu bukti yang menunjukkan krisis dan bencana lingkungan hidup telah melanda dunia termasuk Indonesia.

Alam yang merupakan tempat tinggal dan tempat berlangsungnya kehidupan umat manusia menunjukkan dominasinya dan manusia harus memiliki cara pandang yang baru dalam memahami alam yang akan melahirkan sikap dan perilaku manusia tidak hanya sebagai mahluk sosial melainkan juga sebagai mahluk ekologis yang dapat bersahabat dengan alam. Perilaku bersahabat dengan alam ini didasarkan pada sebuah cara pandang baru atau paradigma bahwa alam semesta sebagai sebuah satu kesatuan yang terintegrasi secara menyeluruh dalam kehidupan manusia.

Sudah saatnya manusia tidak lagi memandang alam sebagai sebuah bagian yang terpisah dan hanya sebagai penopang kehidupannya sehingga alam dapat dimanfaatkan seenaknya sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan manusia jangka pendek. Namun manusia harus memiliki pemahaman dan cara pandang bahwa alam sebagai sebuah sistem kehidupan yang saling mengisi dengan kehidupan manusia.

Cara pandang baru terhadap alam yang komprehensif, holistik dan berwawasan ekologis harus dilakukan karena manusia sebenarnya hanya sebuah bagian dari keseluruhan alam semesta ini dan bukan penguasa/pengatur tunggal dari alam semesta. Dengan cara pandang yang baru maka akan melahirkan sikap dan perilaku yang lahir dari pola interaksi dengan alam yang saling mengisi dan relasi yang saling menunjang dalam sistem kehidupan ini. Sebenarnya cara pandang baru ini hanyalah sebuah revitalisasi atau menghidupkan kembali dari cara pandang organis yang berkembang di Abad Pertengahan dalam memandang alam.

Menurut Sonny Keraf  dalam bukunya Filsafat Lingkungan Hidup (2014), bahwa filsafat tentang alam, sekaligus berarti juga filsafat ilmu pengetahuan telah mengalami tiga fase dalam dua perubahan paradigma penting sepanjang sejarah filsafat dan ilmu pengetahuan. Fase pertama adalah zaman para filsuf alam dengan tokohnya Aristoteles, yang memahami alam semesta secara organis.

Alam dipahami secara organis sebagai sebuah kesatuan asasi. Paradigma organis ini sekaligus membentuk karakter dan perilaku manusia terhadap alam semesta sebagai bagian dari kehidupan manusia dalam sebuah pola hubungan yang harmonis yang cenderung melindungi alam semesta. Fase kedua lahir pada Abad Pencerahan yang mengubah seluruh cara pandang sebelumnya tentang hakikat keberadaan alam semesta. Cara pandang organis tentang alam digantikan oleh paradigma mekanistis yang dipengaruhi oleh filsafat Rene Descartes dan pemikiran ahli fisika Isaac Newton. 

Paradigma mekanistis tentang alam sedemikian mendominasi masyarakat modern yang memandang alam semesta – demikian pula organisme – sebagai mesin yang terdiri dari bagian-bagian terpisah. Menurut pandangan mekanistis alam semesta termasuk organisme, hanya terdiri dari materi yang pada dasarnya sebuah mesin yang hanya bisa dipahami dengan menganalisisnya dalam sebuah bagian bagian terpisah dan manusia dianggap bagian yang tertinggi daripada binatang dan mahluk hidup lainnya karena memiliki akal budi dan jiwa.

Paradigma ini pada waktu itu diterima sebagai satu-satunya pemahaman yang benar tentang alam semesta sehingga membentuk sikap dan perilaku serta memunculkan peradaban modern yang mempunyai dampak luar biasa dalam berbagai bidang kehidupan termasuk pada bidang lingkungan hidup. Terjadi pemanfaatan alam secara besar-besaran untuk kemakmuran manusia.

Karena cara pandang mekanistis yang bersumber dari dan sangat dipengaruhi oleh Descartes dan Newtonian tersebut memandang alam sebagaimana mesin buatan manusia yang terdiri dari rangkaian objek yang terpisah. Hal itu berarti bahwa fenomena alam hanya bisa dipahami dengan mereduksinya kepada rangkaian elemen yang membentuknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun