Mohon tunggu...
Catur Nurrochman Oktavian
Catur Nurrochman Oktavian Mohon Tunggu... Guru - guru mata pelajaran IPS di Salah satu SMP Negeri. suka menulis, dan sudah menghasilkan beberapa buku tentang pendidikan IPS

guru mata pelajaran IPS di Salah satu SMP Negeri. suka menulis, dan sudah menghasilkan beberapa buku tentang pendidikan IPS

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bahaya Mencuri Ide!

22 Agustus 2018   13:51 Diperbarui: 22 Agustus 2018   13:53 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pablo Picasso--maestro seni, mendenguskan adagium yang terkenal: "Saya mencuri ide, tetapi seniman yang bodoh adalah menjiplak"

(Tim Westfix)

Datangnya ide memang memiliki waktunya sendiri. Ide terkadang muncul kepagian. Apa maksudnya? Ketika Anda munculkan ide belum tentu bersambut baik dan memiliki prospek baik. Membutuhkan waktu berbulan bulan hingga bilangan tahun baru ide Anda yang tertuang dalam tulisan melejit kemudian. Dibutuhkan kesabaran. Banyak penulis yang idenya diterima khalayak justru jauh setelah waktu kematiannya.

Salah satu unsur kreativitas adalah memunculkan ide. Luangkan waktu sejenak untuk "Memanen ide-ide Anda". Kemukakan sebebas mungkin ide-ide kreatif tanpa halangan. Inspirasi munculkan dengan bebas dan having fun Biarkan segala bentuk inspirasi membanjiri hingga menggenangi kepala kita. 

Namun ada kalanya mental block membuat kita tak berdaya dan membuat kita mengatakan bahwa ide sulit datang alias tidak mood.  Salah satu cara untuk membangkitkan ide adalah dengan imitasi. 

Nah, bagaimana hukumnya dengan meniru atau imitasi? Kata Salvador Dali (Tim Wesfix, hal. 86), Those who do not want to immitate anything, produce nothing. Jadi imitasi sah saja dalam proses pembelajaran. 

Karena ketika Anda melakukan imitasi, sebenarnya Anda melakukan pembelajaran. Meniru dibolehkan dan akhirnya melampaui. Copy the master dan akhirnya 'membunuh' karya para master, begitu ungkapan pa Maman S. Mahayana dalam suatu kesempatan.

Jadi dalam setiap karya seseorang setidaknya ada jejak karya orang lain, maksudnya bahwa karya seseorang dipengaruhi oleh karya yang telah dituliskan orang lain. Hal ini bukan copy paste atau plagiat. Tetapi bentuk imitasi. Jadi setiap buku yang ditulis seseorang adalah pengembangan dari buku-buku yang ditulis sebelumnya. Itulah pentingnya membaca bagi seorang yang ingin menulis agar terjadi pengembangan ide dari yang dibacanya.

Pentingnya membaca bagi seseorang yang menulis ibarat serdadu yang menyandang senjata dengan magasin peluru yang penuh. Saat dimuntahkan peluru-peluru itu tentu jauh lebih 'mematikan' dibandingkan senjata dengan peluru hampa. Semua penulis pasti pembaca dan editor yang baik. Tetapi semua pembaca belum tentu menjadi penulis dan editor yang baik. 

Melalui membaca maka seorang penulis mendapatkan inspirasi. Selain itu membaca buku akan menambah perbendaharaan kata, pola kalimat, struktur penulisan, runtutnya gagasan penulis. 

Hal tersebut tanpa disadari akan terekam dalam alam bawah sadar kita dan mempengaruhi gaya penulisan kita. Apakah salah? Tentu tidak karena ini tidak diharamkan dalam menulis. Kecuali menjiplak ide secara utuh tanpa mengakui pencipta ide awal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun