Mohon tunggu...
Caraka Jaya
Caraka Jaya Mohon Tunggu... -

UNiversitas TUgu MUda, Jurusan Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pantang "Move On"

27 April 2017   12:13 Diperbarui: 27 April 2017   21:00 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Kutunggu Jandamu.." adalah kredo para lelaki setia Indonesia, sejak dahulu kala. 

Hanya lelaki Indonesia, bukan lelaki Amerika, Eropa maupun Afrika.  Jatuh cinta itu sekali, setelah itu tak kan lagi.

Manakala lelaki remaja jatuh cinta kepada teman sekolahnya, atau kepada gurunya yang jelita, fokus pandangan matanya dan hatinya akan terkunci.

Jiwanya bagai menelusuri jalan yang ditapaki para sufi tanpa perlu pernah mendengar dan paham petuah Rumi. 

"Engkaulah satu di hatiku tak nampak yang lain."

"Dan kemanapun aku memandang, yang tampak hanyalah wajahmu."

"Setiap mendengar namamu disebut, gemetarlah hati ini."

Sayangnya survey menunjukkan, kebanyakan lelaki cintanya bertepuk sebelah tangan. Dari 500an siswa satu sekolah, 200an yang jatuh cinta, dan hanya 2-3 pasang yang jadian.

Maka lelaki remaja milenial itu lalu membongkar file mp3, memutar lagu "Pupus" Dewa seharian, lalu paham. Cintanya bertepuk sebelaaahhh taaangaaaaaannnn.....

Remuk hatinya tak bisa terlukiskan. Buih-buih kata dari mulut pujangga manapun tak bisa menggambarkan rasa yang bergejolak di hatinya.

Tapi bukannya hancur cinta di hati lelaki ini, malahan menjadi cinta yang abadi. Cinta abadi yang menjadi energi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun