Allah, Tuhan kita semua sepertinya hanya cari-cari alasan saja mewajibkan shalat. Ya, sepertinya demikian. Karena dalam suatu riwayat Allah "mendeklarasikan" bahwa jikapun umat manusia dan jin tidak mau bersujud menyembah-Nya (shalat) tak akan sedikitpun mengurangi ke-maha-annya. Jadi memang, shalat itu bukan apa-apa bagi Tuhan. Lalu terbuktilah bahwa kewajiban shalat itu hanya cari-cari alasannya Tuhan saja. Alasan apa?
Ini hanya opini, tanpa ada dalil naqli (nash Al-Quran / Al-Hadits). Namun, inilah yang terlintas dari perenungan minggu ini. Minggu terakhir di Bulan Rajab (bulan dalam penanggalan muslim dimana pada bulan itu disyari’atkan kewajiban shalat).
Mengapa menurut saya kewajiban shalat itu hanya cari-cari alasannya Tuhan saja? Alasan apa?
Sebagian jawabannya sudah tertulis di atas (shalat bukan apa-apa bagi Tuhan). Jika seperti itu, maka shalat (kemanfaatannya) adalah untuk manusia/jin/makhluq-Nya yang dianugerahi kewajiban itu. Inilah hasil perenungan itu.
Bukti Tuhan itu Maha Cinta
Yang pertama perlu kita pegangi adalah bahwa Tuhan tak butuh shalat kita. Kita, makhluq-Nya, shalat ataupun tidak tak akan berpengaruh apa pun bagi (ke-maha-an) Tuhan. Hanya saja Tuhan itu Maha Cinta. Tuhan Yang juga Maha Tahu sepertinya menyelipkan hikmah (cinta-Nya) bahkan sejak “tawar-menawar” jumlah shalat sehari-semalam.
Konon, awalnya shalat itu hendak diwajibkan 50 waktu (kali) dalam 24 jam. Tetapi akhirnya hanya 5 waktu yang diwajibkan, yang lainnya berubah status menjadi sunat (bahkan sepertinya ditiadakan). Kalau dilaksankan ya dikasih “upah” oleh-Nya, kalau tidak ya nggak apa-apa, Dia tak akan murka.
Diskon dari 50 ke 5 saja, menurut saya adalah bukti ke-maha-annya. Maha Tahu (realistis, Tuhan sudah tahu bahkan 5 kali saja akan banyak dari hamba-Nya yang lalai. Apalagi 50 kali? Sangat tidak realistis dan mustahil Tuhan demikian. Yang mensyariatkan sesuatu kepada hamba-Nya tanpa bisa mengukur kemampuan mereka pastilah bukan Tuhan), Maha Adil (Tuhan memberikan bagian kesempatan agar manusia bisa leluasa mencari dunia) dan Maha Cinta (Tuhan ingin agar manusia mengistirahatkan raganya pada waktu-waktu shalat itu).
Rahasia Waktu-waktu Shalat
Bukti Maha Cinta-nya Tuhanlah yang selanjutnya ingin saya tulis. Bukti itu ada pada kesempurnaan penetapan waktu-waktu shalat. Apa gerangan? Sepertinya waktu-waktu shalat itu adalah rambu-rambu Tuhan agar manusia bersikap adil terhadap jasmaninya, tidak menganiaya diri sendiri dengan memporsirnya berlebihan.
Shalat Shubuh berada dalam rentang waktu pukul 04.00 – 04.30 (awal waktu shalat yang dirata-ratakan). Jika asumsi porsi tidur sehat manusia adalah 6-8 jam maka Tuhan kita tahu bahwa pada jam-jam itu hamba-hambanya sudah seharusnya bangun. Seperti halnya makan dan sebagainya jika kurang/bahkan berlebihan akan berakibat tidak baik bagi tubuh, sepertinya perihal tidurpun demikian.