Mohon tunggu...
Cahaya Lestari
Cahaya Lestari Mohon Tunggu... lainnya -

Menulis sebagai bagian dari perjalanan jiwa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Bawah Rinai Hujan

9 April 2013   08:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:29 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wahai hujan

Gemericikmu ingatkan aku pada detik waktu
Saat langkah kecil beriringan

Sejajar dalam debar rindu tak menentu

Kala kata terucap seolah bertabur warna

Ungkap rasa dalam alunan tanpa suara

Gemuruhkan gejolak rasa kian menderu

Bagai ombak kehidupan badaikan segenap jiwa

Dan cahaya cinta pun kian pudar

Redupkan asa sepanjang sisa kembara
.
Duhai hujan
Lama nian kau ombang ambingkan biduk rasa
Kala lembut sapa menyentuh kalbu
Membalut sukma dengan syair nan merdu
Andai saja
Tiada bentangan jarak antara kita
Nuansa ini tentu kan indahkan makna
Teduhkan diri dari gersangnya hati
Goreskan senyum dengan tulus kasih
Rajut malam larutkan di aliran mimpi
Nan mewujud dalam kebahagiaan hakiki
.
Alangkah bodohnya aku berbicara pada rinai hujan
Tapi tiada mengapa ku lakukan
Sekedar larungkan bayang kehampaan
Karna tak seorangpun bersemayam di hening batinku
.
Biarlah kini aku berteduh
Di bawah naungan atap nan rapuh
Dari kerasnya jalan kehidupan
Dan derasnya tangisan malam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun