Mohon tunggu...
Caecilia Westi
Caecilia Westi Mohon Tunggu... Administrasi - ...

Try to write something different

Selanjutnya

Tutup

Money

Dibalik Kesuksesan Leker Paimo

7 Agustus 2013   08:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:32 4220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13758384571554079213

Siapa yang tidak mengenal camilan atau snack. Semua orang pasti tahu, mulai dari anak-anak balita sampai para lansia. Jenis camilan pun sangat beragam, ada yang asin dan ada juga yang manis, ada yang tradisional dan juga modern. Contohnya seperti harum manis, putu ayu, cilok, siomay, lolipop, dan lain-lain. Tetapi ada salah satu camilan yang sangat laku di pasaran dan tak lekang oleh zaman, yaitu leker.

Leker adalah salah satu jenis camilan khas Surabaya yang biasanya dijajakan berkeliling dan harganya ekonomis. Para pelajar dan kalangan umum sangat menyukai leker ini. Roti kering tipis dan renyah ini memiliki banyak variasi isi, ada yang coklat, keju, telur, kacang, pisang, sosis, mozarella, dan kolaborasi rasa-rasa yang ada. Banyaknya variasi rasa dari leker inilah yang membuat banyak orang menjadi ketagihan.

Di Semarang ada satu penjual leker yang cukup terkenal, yaitu Leker Paimo. Leker Paimo yang buka dari pukul 9 pagi sampai dengan pukul 5 sore ini sangat ramai dikunjungi khususnya pada saat jam-jam makan siang. Pembelinya pun tak tanggung-tanggung, dari orang kantoran, masyarakat sekitar, sampai anak-anak sekolahan. Lokasi Leker Paimo ini bisa dibilang cukup strategis karena dekat dengan beberapa sekolah dan perkampungan yang cukup padat penduduknya, tepatnya di depan gerbang SMA Kolese Loyola. Leker Paimo juga membuka cabang di dekat Karangturi.

Leker Paimo ini menyediakan berbagai variasi menu yang cukup disukai para pembelinya. Saat pertama kali mulai berjualan, Paimo hanya menyediakan menu coklat, kacang, dan pisang. Tetapi seiring berkembangnya zaman, Paimo pun mulai mencari inovasi-inovasi baru supaya tak kalah dengan saingannya yang juga sesama penjual leker. Maka dari itu, Paimo pun menambah pilihan isi pada lekernya seperti susu, keju, sosis, telur, tuna, mozarella, dan lain-lain. Menu-menu baru yang disajikan Paimo pun cukup menarik minat para pembelinya.

Leker Paimo sangat diminati pembelinya, tetapi banyak pembeli yang belum mengetahui seluk beluk Leker Paimo secara detail, khususnya sejarah berdirinya Leker Paimo. Sebelum berwiraswasta, Paimo bekerja pada orang keturunan Cina. Dia memutuskan untuk berwiraswasta pada tahun 1978 dengan modal awal Rp100.000,00 yang dia peroleh dari gaji pekerjaan sebelumnya. Awalnya Paimo berjualan menggunakan pikulan di daerah Kebon Dalem. Kemudian pada tahun 1996, Paimo berjualan depan gerbang Kolese Loyola.

Banyak kendala yang dialami Paimo dalam berjualan leker. Pada awal berjualan hampir tidak ada pembeli yang datang karena menu-menu dari Leker Paimo dianggap kurang bervariasi. Tetapi seiring berkembangnya zaman, keahlian membuat leker yang diperolehnya dari orang Cina tersebut dikembangkan. Dengan pengembangan menu-menu leker yang bervariasi dan unik, maka dari itu sekarang ini Leker Paimo menjadi laris.

Walaupun sudah cukup laris, Paimo masih mempunyai beberapa kendala dalam berjualan. Kendala tersebut ialah banyaknya pesanan yang harus dipenuhi padahal produktivitas dalam membuat leker terbatas. Hal itu dapat menyebabkan pembeli menjadi kurang berminat lagi pada Leker Paimo.

Untuk mengatasi kendala tersebut, Paimo sudah merekrut beberapa pegawai, yang juga keponakannya sendiri dan berjumlah 4. Setiap hari ada 2 pegawai yang bekerja nonstop selama 1 hari. Para pegawai itu sudah terlatih dalam melayani pelanggan dan membuat leker dengan latihan mandiri. Keahlian pegawai sangat dibutuhkan karena dengan keahlian pegawai yang baik dan semaksimal mungkin, Paimo dapat memperoleh penghasilan yang lumayan besar.

Kebanyakan pelanggan berpendapat bahwa Leker Paimo laris karena menu lekernya memang bervariasi dan enak. Untuk harga dan rasa dari Leker Paimo juga sebanding. Tempat berjualannya pun terbilang strategis karena lumayan terjangkau oleh pembeli. Bahkan ada pembeli yang ingin agar Leker Paimo membuka cabangnya lebih banyak lagi. Pelayanan dari Paimo dan para pegawainya juga bersahabat.

Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa Leker Paimo laris karena tidak ada saingan penjual leker lain di sekitarnya. Paimo sendiri berkata bahwa ia tidak takut tersaingi dengan penjual lain karena ia merasa lekernya mempunyai rasa yang khas. Harga lekernya pun mahal jika dibandingkan harga leker umumnya. Lokasi dari Leker Paimo juga dianggap sebagai pengganggu lalu lintas karena dapat mempersempit ruas jalan. Antrian pembeli pun mengganggu jalannya kendaraan bermotor. Pelayanan dari pegawainya dianggap kurang ramah dan sok kenal.

Setiap usaha seseorang untuk menjadi sukses pasti membutuhkan perjuangan yang tidak sembarangan. Demikian juga awal usaha Paimo yang memutuskan untuk berwiraswasta. Mulai dari awal Paimo mendirikan usaha, perjuangan mencari inovasi menu leker, tidak laku di pasaran, sampai sukses seperti saat ini merupakan sebuah pengalaman berharga bagi Paimo sendiri. Perjuangan Paimo tersebut mengandung makna hidup yang berguna bagi kita semua dimana kita harus selalu berjuang dan tidak pernah takut akan kegagalan.

Segala sesuatu pasti harus dimulai dari bawah sebelum bisa sampai ke atas. Pada akhirnya, semoga Paimo dan perjuangan kerasnya dapat selalu menginspirasi masyarakat Indonesia untuk selalu berusaha dan berjuang menghadapi segala tantangan supaya apa yang diinginkan bisa tercapai.

Caecilia Westi Sekar Wangi

SMA Kolese Loyola Semarang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun