Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Reyog Brawijaya Rebut Piala Presiden, dan Keoptimisan Berkembangnya Seni Reyog

1 September 2019   22:25 Diperbarui: 2 September 2019   06:20 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasukan Brawijaya, Kontingen Reyog Brawijaya memenangi FRPN 3 kali berturut-turut

Festival Nasional Reog Ponorogo XXV resmi ditutup semalam. Festival yang memperebutkan Piala Presiden tersebut digelar saban tahun menjelang tahun baru Hijriyah (1 Suro), bersamaan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo.

Kontingen Seni Reyog Universitas Brawijaya berhasil mempertahankan dominasi juara selama 3 tahun berturut-turut.  Sehingga sedari awal penampilannya sudah ditunggu-tunggu. Penyandang juara bertahan tersebut mempunyai data tarik tersendiri. 

Jathilan, penampilan universitas Brawijaya Malang
Jathilan, penampilan universitas Brawijaya Malang
Tarian Warok
Tarian Warok
Kepedulian universitas Brawijaya akan pengembangan seni Reyog tak diragukan lagi. Pengembangan, bukan hanya kelestarian kata Imam Restu Rizal. 

Menurutnya seni Reyog terus berkembang dari waktu ke waktu, dan ini tidak bisa dipungkiri. Bagaimana awal sejarah seni Reyog dimulai, sampai para penari yang awalnya khusus kaum lelaki seperti khas kesenian Jawa Timuran. Yang terus berevolusi dengan masuknya penari perempuan. Dari seni jalanan (obyokan) sampai seni panggung. Dari seni pinggiran sampai menjadi seni teatrikal.

Imam Restu Rizal menceritakan, bagaimana pihak Universitas Brawijaya menjaring bibit penari khususnya Reyog. Sedari para calon mahasiswa masih duduk di di bangku SMU. Bagaimana pihaknya memberikan tiket khusus bagi calon mahasiswa-mahasiswi yang mempunyai bakat seni. Tak hanya akademis segi sosial budaya juga getol digarapnya. 

Sehingga tak heran beberapa waktu yang lalu Reyog Universitas Brawijaya menjadi duta seni di mancanegara bergabung dengan duta-duta seni dari negara lain.

Ganongan
Ganongan
Ada yang menarik pada festival Reyog belakangan ini, kalau dulu peserta dari group-group seni reyog yang tersebar di Indonesia. Sekarang peserta juga berasal dari Intansi akademis, kesatuan, BUMN, bahkan perwakilan dari pemerintah daerah.

Ada kontingen berasal dari kesatuan TNI AU Singo Dirgantoro, Singo Watu Ireng dari Polres Muara Enim, dan Kodam V Brawijaya.

Tampilan Universitas Jember
Tampilan Universitas Jember
Kontingen dari akademisi, Universitas Brawijaya, Universitas Jember, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Unipma Madiun, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, dan group Reyog dari SMU.

Ada Bank BNI 46, ada perwakilan Pemda Pacitan, Wonogiri, Madiun, Batu, Malang, Ambulu Jember, DKI Jakarta, Surabaya yang totalnya 34 peserta.

Pada pidato penutupan Bupati Ponorogo Ipong menyatakan keotimisan diakuinya kesenian khas Reyog oleh badan dunia UNESCO semakin terbuka lebar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun