Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ini Alasan Mereka Rela Mengoleksi Perkutut Harga Ratusan Juta

26 September 2017   08:58 Diperbarui: 27 September 2017   08:26 13312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ratusan burung perkutut dipajang diperlombakan. Dokumentasi pribadi

Terkadang tak habis pikir ada orang membelanjakan ratusan juta duwitnya untuk untuk seekor burung perkutut. Seperti pak Yoyok (bukan nama sebenarnya, minta dirahasiakan namanya) yang berasal dari Yogyakarta. Dia jauh-jauh datang dari Yogyakarta untuk mengikuti lomba burung perkutut yang diadakan di Ponorogo dalam rangkaian Grebeg Syuro. Dia membawa dua burung perkutut, yang satu seharga 1,2 milyar. Sedangkan satunya seharga 850 juta.

Ndak masuk akal, dalam benak saya. Baru percaya setelah saya bertanya pada peserta lainnya. Pak Marno dari Surakarta mengatakan jika perkututnya harganya di atas 500 juta, kali ini dia membawa 3.

Mengapa mereka sangat boros untuk seekor burung perkutut tersebut??

Sudah percaya harganya segitu, tapi belum tahu alasan mengapa mereka sangat ringan tangan untuk membelanjakan uangnya untuk seekor perkutut.

Beruntung saya bertemu pak Margono dari Kediri, di tempat lomba dia lebih banyak duduk di pinggir lapangan di tempat teduh. Menurut penjual makanan yang berada di area lomba pak Margono adalah orang disegani di komunitas burung perkutut. Dia semacam paranormal yang ceritanya tahu manfaat dan keistimewaan burung perkutut.

ada beberapa kelas perlombaan dalam lompa burung perkutut namun yang paling utama suara. Dokumentasi pribadi
ada beberapa kelas perlombaan dalam lompa burung perkutut namun yang paling utama suara. Dokumentasi pribadi
Bertanya apakah dia orang pintar seperti kata orang, serasa ndak etis. Saya hanya memperkenalkan diri salaman dan tanya tanya dengan cara saya agar tidak menyinggung perasaannya.

Menurut pak Margono pada jaman dulu hampir semua priyayi memelihara burung perkutut.

"Jaman rumiyin tiyang percados peksi perkutut sarana nggampilaken rejeki, tentreme rumah tangga, nambah berbowo, nambahin derajat ngampangne pangkat." kata pak Margono dalam aksen Jawa.

Menurutnya dalam dunia burung perkutut ada sebutan istilah "katuranggan"

Menurutnya kepribadian, watak, bahkan keberuntungan maupun kesialan pemilik bisa dilihat dari hewan peliharaannya, begitu pula  sebaliknya. Semacam hewan yang dipelihara bisa membawa hoki.

Begitu juga pada burung perkutut, bentuk fisik atau hal yang dialami burung peliharaan dipercaya berpengaruh pada pemiliknya, baik ataupun buruk begitu pula sebaliknya (salin mencerminkan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun