Mohon tunggu...
Iip Rifai
Iip Rifai Mohon Tunggu... Penulis - ASN

Penulis Buku PERSOALAN KITA BELUM SELESAI!, 2021 | Pernah Belajar @Jurusan Islamic Philosophy ICAS-Paramadina, 2007 dan SPK VI CRCS UGM Yogyakarta, 2015

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sumpah Pemuda : Mencari Pemuda Profetik

29 Oktober 2016   22:57 Diperbarui: 9 Juni 2020   04:46 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tanggal 28 Oktober Bangsa Indonesia selalu merayakan sebuah momentum agung yang sangat bersejarah, yakni peringatan Hari Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda tersebut merupakan bukti autentik bahwa tanggal 28 Oktober 1928 Bangsa Indonesia ini dilahirkan dari sebuah perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan penjajah. Kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda kala itu membulatkan tekad, beregerak dan melawan  para penjajah sekuat tenaga demi terangkatnya harkat dan martabat kaum pribumi, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaan.

Pemuda adalah pasukan terbaik bagi pertahanan negara. Pemuda juga merupakan golongan manusia pilihan yang hebat untuk mencapai sebuah misi kehidupan bernegara. Sosok pemuda adalah tak lain sebagai agen perubahan. Memanfaatkan kekuatan pemuda berarti bersiap menyongsong kemenangan. Kemerdekaan negeri ini adalah sumbangan besar dari kaum muda yang cerdas, cekatan,progresif dan pantang menyerah.

Ada banyak adagium yang berkaitan dengan pemuda, diantaranya adagium arab yang sangat populer “syubbanul yaum rijaalul ghad”,artinya kaum muda masa kini adalah pemimpin masa yang akan datang”. Atau perkataan Soekarno yang kagum terhadap pemuda, “Beri aku sepuluh (10) pemuda, maka akan kuguncang dunia”. Hal di atas menunjukkan bahwa pemuda merupakan generasi emas yang potensial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemuda adalah bibit unggul berkualitas tinggi yang akan membangun negara ini menjadi negara besar, negara yang yang disegani dan dihormati negara-negara lain.  

Selain itu, ada juga salah seorang filosof Inggris, John Locke (w. 28 Oktober 1704), mengatakan bahwa pemuda adalah manifestasi orang dewasa, artinya pemuda merupakan perwujudan orang dewasa dalam bentuk yang lebih kecil, atau bahasa lainnya adalah pemuda disiapkan oleh lingkungan sebagai penerus bangsa. Di tangan pemudalah nasib suatu bangsa akan dipertaruhkan. Dengan demikian, pemuda dituntut untuk menjadi generasi pejuang, genarasi yang selalu siap berjuang demi kemajuandan kesejahteraaan bangsanya sendiri.

Pemuda Profetik

Begitu besar harapan masyarakat terhadap eksistensi pemuda, maka pemuda harus mempunyai karakter dan kepribadian yang kuat, disamping juga dituntut untuk memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Tentu, tidak hanya cerdas secara intelektual, namun cerdas secara emosional dan spiritual.

Masyarakat Indonesia sangat membutuhkan kehadiran pemuda yang mempunyai karakter di atas. Pemuda profetik adalah julukan pas untuk tipe pemuda yang ditunggu dan dirindukan masyarakat tersebut. Term profetik adalah derivasi dari bahasa Inggris, prophet,yang mempunyai arti nabi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti profetik secara etimologi yakni bersifat kenabian. Adapun secara terminologi, pemuda profetik bisa dikatakan sebagai seseorang yang mewarisi sifat-sifat kenabian. Ia juga memerankan dirinya untuk mencapai tujuan tertentu dengan pola yang telah diwariskan oleh nabi (prophet). Kekuatan pemuda profetik terletak pada tingkat spiritualitas dirinya. Ia mampu menjadikan dirinya sebagai contoh teladan bagi masyarakat.

Istilah profetik di Indonesia pertama kali dipopulerkan oleh Kuntowijoyo (2006), dimana beliau juga terilhami dari karya-karya pemikir Muhammad Iqbal, yang juga sebagai filosof sekaligus penyair asal Pakistan. 

Kriteria Profetik

Ada beberapa indikator yang bisa dijadikan kriteria sebagai pemuda profetik. Pertama, dalam dirinya mendarah-daging perilaku akuntabel. Pribadi yang akuntabel adalah yang menjadikan dirinya sebagai bagian dari solusi, bukan sebaliknya. Akuntabilitas bisa diartikan sebagai kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability) mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. Nilai-nilai tersebut merupakan warisan kenabian (waratsah nubuwwah) yang melekat pada diri pemuda profetik, ia implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

 Kedua, pemuda profetik mempunyai jiwa nasionalisme. Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-cita bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya, lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap individu, tidak sekedar nasionalisme sebagai wawasan tetapi lebih dari itu, yakni kemampuan mengaktualisasikannya. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap individu memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Pemuda profetik tidak akan berpikir sektoral, tetapi akan senantiasa mementingkan kepentingan yang lebih besar yaitu bangsa dan negara. Pemuda profetik mampu merealisasikan konsep Bhinneka Tnggal Ika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun