Mohon tunggu...
Liana Citra
Liana Citra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

Lahir di Indramayu, Jawa Barat. Apa adanya,suka menuangkan rasa lewat kata meski tak bisa menulis seindah pujangga dan sebaik para penyebar berita. FB : www.facebook.com/liana.citra.756 and follow my Instagram @_l_citra

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sumpah Pemuda: Kebangkitan Gerakan Pemuda

28 Oktober 2019   03:49 Diperbarui: 28 Oktober 2019   03:56 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerakan Pemuda dan Mahasiswa Indonesia rupa-rupanya telah menunjukan kembali kegarangannya sejak beberapa waktu terakhir. Setelah sekian lama tertidur dalam buaian reformasi dan mimpi semu demokrasi, kini kesadaran telah mulai kembali menghampiri.

Kembalinya kebangkitan pemuda tidak terlepas dari sikap arogan dan abainya negara terhadap aspirasi dan kondisi riil rakyatnya. Bermula pada kelahiran kebijakan-kebijakan yang anti-rakyat, bencana kebakaran hutan dan asap yang rutin terjadi setiap tahun dan tak kunjung diselesaikan oleh Pemerintah, hingga berujung pada represifitas negara melalui aparatusnya dalam menghadapi gerakan pemuda dan mahasiswa pada aksi 24, 25, 26 dan 30 September 2019 yang telah merenggut 5 jiwa Pemuda Pemberani pejuang demokrasi.

Kegagalan negara juga terlihat dari ketidak mampuannya  dalam mengatasi konflik di Papua. Operasi militer yang dilancarkan justru melahirkan fasisme akut dan semakin meruncingnya konflik rasial di Papua yang akhirnya mengakibatkan ratusan nyawa melayang. 

2019 yang awalnya hanya diprediksi sebagai tahun politik karena tahun pemilu pada akhirnya menjadi tahun yang penuh darah bagi rakyat Indonesia.

Masih ingat betul bagaimana sengitnya pertarungan antara Cebong dan Kampret beberapa waktu lalu, yang akhirnya mereka terpaksa harus merasakan getirnya di-PHP-in karena di akhir cerita kedua paslon yang mereka jagokan justru ber-kawin, mengciderai kesetiaan pendukungnya.

Upaya-upaya politik pecah belah persatuan rakyat rupanya tidak hanya berhenti pada episode Cebong-Kampret, lebih parah lagi dengan frame rasial, agama, dan pendekatan-pendekatan politik menjijikan yang dilakukan negara terhadap kalangan elit serikat-serikat perjuangan rakyat di berbagai sektor. 

Namun 2019 tidak seutuhnya kelam, ada yang lebih membanggakan yaitu upaya-upaya negara dalam mengimputasi gerakan rakyat harus dipukul mundur oleh gelombang kebangkitan gerakan perjuangan rakyat yang dipatik dengan gejolak perlawanan Pemuda dan Mahasiswa.

Sehingga tidak perlu diragukan lagi bahwa Kharisma dan kekuatan Pemuda memang tidak bisa dianggap sebelah mata. Maka sudah sepantasnya pada peringatan Sumpah Pemuda tahun ini menjadi momentum yang paling tepat untuk kembali membangkitkan dan menjaga kobar semangat perjuangan kaum muda dalam membawa obor perlawanan dan aspirasi rakyat yang sejati, hingga peringatan Sumpah Pemuda tidak lagi hanya dilakukan dengan  posting ucapan melalui media sosial dan upacara semata, melainkan dengan sebuah pembuktian dan kerja nyata.

Pemuda harus melibatkan diri secara langsung dalam menciptakan perubahan. Melawan segala bentuk kebijakan korup dan anti-rakyat, ikut serta dalam kerja massa agar dapat merasakan secara langsung penderitaan rakyat dengan tujuan untuk memahami masalah dan kondisi objektif rakyat Indonesia, sehingga Pemuda akhirnya menjadi garda terdepan dan pelopor dalam menciptakan sebuah perubahan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun