Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saya Takut Hidup di Jakarta!

27 April 2012   10:01 Diperbarui: 1 Agustus 2019   22:29 66077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Benarkah Negeri ini bangsa yang ramah tamah? Dulu iya mungkin, tapi sekarang? Liat aja berita di TV, isinya cuma bentrok, rusuh, amuk dan tawuran. Saya kadang suka sengaja ga mau liat berita untuk beberapa waktu sebab enerji negatif dari berita kerusuhan selalu membuat saya depresi. Saya jauh lebih suka nonton Kick Andy di Metro TV. Program ini memberi enerji positif sekaligus mengingatkan kita bahwa ternyata masih ada loh orang baik di negeri ini.  Acara seperti ini harusnya diperbanyak karena berfungsi sebagai balance terhadap berita-berita kisruh yang membuat kita muak dan capek hati ngedengernya. Sayangnya, walau berenti ngeliat berita, hidup kita belum tentu menjadi lebih tenang. Ke mana pun kita pergi, kita harus waspada. 

Bukan sekali dua kali saya terjebak berjam-jam dalam kemacetan luar biasa gara-gara ada demo. Pernah juga saya lagi asyik di kafe, tau-tau ada ormas islam menyerang dan menghancurkan isi kafe sambil berteriak-teriak, "Allahu Akbar!" Untunglah saya diam-diam berhasil menyelinap dan pergi dari tempat itu tanpa kurang suatu apapun. Yang terakhir, saya kejebak di antara tawuran anak-anak SMA yang mengakibatkan mobil saya penyok-penyok akibat lemparan batu. Buset deh! Mana mobil saya ga diasuransi pula. Alhamdulillah sampe sekarang saya belum pernah ketemu sama gank motor....jangan sampe deh! Dulu saya kira, masyarakat kita cuma sok jagoan kalo mereka lagi berkelompok, tapi ternyata pikiran saya salah. 

Ceritanya begini: 

Peristiwa 1. 

Setelah makan siang di restoran di bilangan Sudirman, saya jalan kaki pulang ke kantor bersama seorang temen sekantor. Kami memutuskan untuk jalan kaki karena selain tempatnya ga terlalu jauh, jam makan siang di Jalan Jenderal Sudirman selalu macetnya parah. Nah, lagi asyik-asyiknya jalan sambil ngobrol ngalor ngidul, tiba-tba terdengar klakson motor kenceng banget di belakang kami. Karena merasa aman sudah berjalan di trotoar, kami ga ambil pusing dengan suara klakson itu. Sekonyong-konyong suara klakson dan gas ditekan sangat kenceng sudah berada beberapa senti di belakang kami. 

"Wooi!!! Minggir! Mau mati lo?!!! teriak si pengendara motor. 

Rupanya karena terlalu macet, banyak motor naik ke atas trotoar untuk mencari jalan. Karena ga merasa bersalah, kami pura-pura ga denger dan juga ga mau minggir. Begitu juga para pejalan kaki yang lain. Dan apa yang terjadi? 

Brak! Pengendara motor itu tiba-tiba menghantamkan helmya ke punggung saya keras banget. Saya tentu saja marah bukan main dan menghampiri pengendara motor tersebut. 

"Heh ngapain lo mukul gue?" bentak saya. 

"Kenapa lo ga minggir? Lo mau mampus ya? Udah tau gue mau lewat." 

Habis bekata begitu dia memasang posisi berantem dengan helm sebagai senjata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun