Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Pilih Beriklan Menggunakan Televisi atau Digital?

10 September 2017   22:37 Diperbarui: 11 September 2017   10:06 2884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Techcrunch

Seorang teman bertanya, "Sebenernya kalo mau beriklan itu paling bagus pake digital atau pake TV, ya? Apa bener media tradisional sudah gak laku lagi?"

Sebelum kita menjawab pertanyaan di atas, mungkin kita perlu sedikit membahas apa perbedaan media TV dan media digital. Koran, majalah, TV dll. adalah media satu arah. Beriklan di media satu arah, orang punya kecenderungan untuk memasukkan info sebanyak-banyaknya. 

Ketiadaan sarana interaksi membuat mereka perlu memberikan informasi yang lengkap dalam mengirim pesan. Mereka tidak ingin membagi pesannya menjadi beberapa bagian. Karena ketika pesan kedua dikirimkan, belum tentu yang membacanya pernah melihat pesan pertama. Hal yang sama akan terjadi pula pada pesan ketiga, keempat dan seterusnya. Mereka tidak ingin target audience menerima pesan sepotong-sepotong.

Digital adalah media dua arah atau media interaktif. Sarana interaktif pada media internet memungkinkan terjadi interaksi yang panjang dan hidup. Hebatnya lagi, user masih bisa melihat pesan-pesan sebelumnya. 

Di media ini kita tidak perlu memberi info segambreng yang membuat orang malas membacanya. Media interaktif membuat kita mampu memberikan info sepotong-sepotong. Yang harus diperhatikan adalah info tersebut harus dikemas sedemikian rupa sehingga membangkitkan rasa ingin tau dan membuat orang semakin bernafsu untuk  mengetahui info tersebut lebih banyak lagi..

Beberapa praktisi digital memang sering menepuk dada sambil berkata, "Beriklanlah lewat digital. Era beriklan lewat media satu arah sudah tidak laku lagi. Media tradisional sudah mati suri."

Sebetulnya sah-sah saja jika mereka berkata demikian karena mereka memang mengharapkan dagangannya laku. Mereka menginginkan semua perusahaan beriklan lewat digital (baca: lewat perusahaannya). Tapi coba kita perhatikan iklan-iklan di TV. Kalau memang tradisional media sudah mati, kenapa kita masih melihat bejubel iklan di sana.

Yang lebih parah lagi adalah kenyataan bahwa yang beriklan di TV bukan hanya perusahaan-perusahaan seperti rokok, makanan dan minuman tapi juga perusahaan digital. Kita bisa menemukan betapa tingginya iklan Traveloka di TV. Di sana kita juga mendapati iklan-iklan dari Bukalapak, OLX dan banyak lagi perusahaan yang nota bene adalah perusahaan digital

Jadi kembali menjawab pertanyaan di atas, apakah kita harus memilih antara TV dan digital? Jawabannya simple saja. Baik TV maupun digital adalah media yang tersedia buat kita para pengiklan. 

Kita pelajari produk/brand kita secara seksama, kita selidiki target audiencenya, kalo perlu bikin riset tentang semua perilaku konsumen dan kelasnya. Setelah semuanya terpampang jelas, simpulkan sendiri; kalau memang brand kita cocoknya untuk digital, silakan pilih digital. Jika brand tersebut pantesnya memakai TV, ya silakan pakai TV.

Yang paling sering saya temukan, seringkali sebuah brand memerlukan keduanya dalam beriklan. Kombinasi kedua media itu bisa saja berupa strategi pembagian sales dan image. Media TV dipakai untuk membangun brand image, sedangkan digital untuk meningkatkan sales dengan mengandalkan sarana interaktif yang merupakan kelebihan dari media digital.

Selamat beriklan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun