Mohon tunggu...
Budi Hermana
Budi Hermana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Keluarga/Kampus/Ekonomi ... kadang sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media Sosial Sebagai Modal Sosial

6 Agustus 2011   13:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:02 1095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Media Sosial seolah menjadi barang murah, bahkan gratisan, yang dapat dinikmati oleh setiap orang. Tidak sulit mencarinya. Semua seolah tersaji di hadapan mata. Sekarang keputusannya ada di tangan anda, mau atau tidak. Olah pikir,  keingintahuan, atau keisengan dapat saja menggerakkan jari tangan untuk mendaftar di sebuah media sosial. Mudah dan praktis untuk mulai mencicipi media sosial. Pertanyaannya, apakah rasa dan aromanya itu lezat, pahit, kecut, asam, atau campur aduk?


“Ah, bosan lihat loe ngeblog mulu!”

“Pagi-pagi sudah OL, bukannya ngerumpi sama temen”

“Apa sih untungnya ngeblog selain narsis!”

“Cuma one line post, tidak ada manfaatnya!”

“Semua serba online, belum tentu produktif!”

Itulah beberapa komentar atau uneg-uneg teman yang cenderung negatif, bakan ajakan konfrontatif mengenai aktivitas orang-orang dalam media sosial.  Pernyataan dan pertanyaan tersebut juga sering saya dengar juga di dunia akademik. Ragam sikap dan prilaku dalam menyikapi kehadiran atau menggauli media sosial pun menjadi fenomena yang researchable di mata para akademisi.


*****

Para akademisi selalu berupaya mencermati berbagai fenomena kehidupan, termasuk kehadiran media sosial di dunia maya. Beberapa teori psikologi dan teori sosial pun sering digunakan sebagai kacamata  untuk menelisik geliat media sosial. Penerimaan teknologi internet- termasuk media sosial- oleh masyarakat pun dijelaskan sebagai fenomena sosial dan psikologis. Sebagai contoh, Social Cognitive Theory, Theory of Reason Action, Theory of Planned Behavior dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa ada orang yang demen banget sama media sosial, tapi ada ada juga yang anti, atau biasa-biasa saja. Selalu ada alasan atau premis mengenai sikap dan prilaku orang terhadap kehadiran media sosial. Bahkan, daya tarik sebuah media sosial pun dapat ditelisik dengan Technology Acceptance Theory atau Unified Theory of Acceptance and Use of  Technology. Jika itu belum cukup, konten media sosial pun dapat ditakar dengan Webqual Model atau Media Richness Theory.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun