Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mewujudkan Damai di Bumi Indonesia

22 Mei 2017   23:28 Diperbarui: 23 Mei 2017   00:04 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Damai - http://foto.metrotvnews.com

Makna dari pluralisme adalah semua agama sama menuju kebenaran Tuhan Yang Maha Esa. Apapun agamanya, menghamba pada Tuhan yang sama. Namun cara untuk beribadah antara agama yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Meski berbeda, tujuan mereka adalah sama. Mendapat keberkahan dari Tuhan. Itulah kenapa Indonesia disebut negeri yang multikultur. Negeri yang mempunyai kekayaan budaya. Termasuk kekayaan dalam tata cara dalam beribadah menurut keyakinannya masing-masing.

Sayangnya, menurut kelompok intoleran dan radikal ini, kekayaan budaya justru seringkali menjadi bagian dari persoalan. Kenapa? Karena mereka menolak yang namanya keberagaman. Mereka terus menyuarakan kekhilafahan, dimana Indonesia yang beragama ini harus berdasarkan pada syariat Islam. Lalu bagaimana dengan masyarakat yang beragama Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu? Bukankah mereka juga mempunyai hak yang sama dalam beribadah sesuai agama dan keyakinan?

Isu keberagaman seharusnya sudah final. Begitu juga dengan ideologi Pancasila bagi Indonesia. Tapi faktanya, sebagian dari masyarakat kita masih saja gemar menebar kebencian. Sebagian dari masyarakat masih merasa keyakinannya paling benar, dan menilai keyakinan lain salah. Perbedaan inilah yang kemudian menyulut konflik di beberapa daerah di Indonesia.

Mungkin kita masih ingat, terjadi pembakaran masjid di Papua, ataupun pembakaran gereja di Aceh. Mungkin kita juga ingat pembakaran tempat ibadah di Tanjung Balai, Sumatera Utara tahun lalu. Kejadian diatas seharusnya tidak perlu terjadi di Indonesia. Kenapa? Karena Indonesia merupakan negara yang sangat menghargai keberagaman. Perbedaan agama seharusnya tidak lagi dipersoalkan oleh masyarakat Indonesia. Apalagi, semua agama yang ada di Indonesia, tidak ada satupun yang mengajarkan kebencian, apalagi kekerasan.

Karena itulah, mari kita wujudkan suasana yang damai di nusantara ini. Apalagi di era globalisasi dimana arus informasi berkembang begitu pesat, bisa membuat informasi apa saja berkembang begitu pesat. Begitu juga paham-paham intoleran dan radikalisme, juga turut berkembang begitu pesat. Kelompok radikal telah berhasil memanfaatkan kemajuan teknologi, untuk terus menyebarluaskan propaganda mereka. Akibatnya, masyarakat yang tidak melengkapi dirinya dengan ilmu pengetahuan, akan mudah sekali terpengaruh.

Ada sebuah ungkapan, dengan ilmu pengetahuan hidup lebih mudah, dengan seni hidup lebih indah dan dengan agama hidup lebih terarah. Ungkapan itu ternyata juga digunakan oleh kelompok intoleran dan radikal. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, propaganda yang mereka lakukan jadi lebih mudah. Dengan seni, mereka juga juga bisa mengemas paham radikalisme menjadi mudah diterima oleh kalangan generasi muda. Ini artinya apa? Teknologi akan bisa berdampak positif atau negatif, tergantung niatnya akan diarahkan untuk maksud apa. Jika niatnya sudah diarahkan ke hal yang negatif, sudah pasti hasilnya juga akan negatif. Namun sebaliknya, jika niatnya untuk kepentingan masyarakat banyak, maka hasilnya pun juga akan positif.

Mari tanamkan sifat positif dalam benak kita masing-masing. Jangan beri ruang sedikit pun dalam pikiran kita, untuk memikirkan hal-hal yang negatif. Berpikiran positiflah dalam segala hal. Jika yang dipikirkan positif, maka yang keluar juga hal-hal yang bersifat positif. Pikirkanlah kedamaian dalam diri, lingkungan, dan negeri ini. Dengan pikiran yang damai ini, diharapkan juga akan bisa menghasilkan hal-hal yang bersifat sejuk, damai, dan adem bagi siapa saja. Jika semua masyarakat adem, maka tidak ada lagi masyarakat yang mudah marah, masyarakat yang mudah terprovokasi informasi yang menyesatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun