Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menguatkan Kearifan Lokal di Era Digital

16 Juli 2019   07:02 Diperbarui: 16 Juli 2019   07:22 2060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kearifan Lokal - jalandamai.org

Indonesia adalah negara yang kaya akan adat istiadat dan budaya yang melekat pada masing-masing suku. Indonesia juga mempunyai banyak bahasa lokal, yang membuat negeri ini begitu kaya. 

Dalam kekayaan budaya itu tersimpan juga nilai-nilai kearifan lokal yang patut kita jaga dan lestarikan. Harapannya, kearifan lokal tidak hanya dijaga oleh para pendahulu, tapi juga terus dikenal dan dilestarikan oleh generasi penerus bangsa.

Keragaman budaya di Indonesia telah melahirkan semangat bhineka tunggal ika. Meski berbeda, tapi tetap satu yaitu Indonesia. Semangat persatuan ini harus senantiasa kita jaga, agar tak terpengaruh dengan provokasi yang bisa memicu terjadinya konflik sosial di tengah masyarakat. 

Karena di era kemajuan teknologi ini, provokasi kebencian dan penyebaran berita bohong, bisa membuat antar tetangga bisa berselisih paham, antar saudara bisa berbeda pandangan, dan antar teman bisa putus pertemanan. Semuanya hanya dipicu oleh provokasi kebencian dan hoaks.

Era digital telah membuat banyak masyarakat pandai. Sistem belajar mengajar mulai banyak beralih dari sistem offline ke sistem online. Pola semacam ini merupakan konsekwensi dari kemajuan zaman, yang tak bisa dihindari. Namun, era digital juga disalahgunakan oleh sebagian orang untuk tujuan yang tidak baik. 

Kelompok radikal dan intoleran sampai saat ini masih sering menyebarkan kebencian. Sementara jaringan terorisme juga ikut menebarkan propaganda radikalisme. Bahkan mereka juga seringkali mengunggah cara-cara perakitan bom, merekrut anggota, hingga menggalang pendanaan.

Tentu saja, fakta diatas membuat kita semua khawatir. Kasus pembakaran tempat ibadah di Tanjung Balai, Sumatera Utara beberapa tahun lalu, dipicu oleh provokasi media sosial. 

Banyaknya warga negara Indonesia yang bergabung dengan ISIS ke Surian beberapa tahun lalu, juga dipicu propaganda radikalisme di dunia maya. Maraknya aksi pengeboman di Indonesia beberapa tahun terakhir, juga tak bisa dilepaskan dari era digital ini. Karena itulah, kemajuan teknologi di era digital ini harus dimanfaatkan secara arif dan bijaksana, untuk kepentingan yang positif.

Lalu, bagaimana memadukan kecanggihan teknologi dengan kearifan lokal? Mudah saja. Dengan aktif menjadi smart netizen, dengan cara menyebarkan pesan damai, nilai-nilai toleransi, dan tidak pernah mencaci, kalian sudah aktif berperan aktif dalam menjaga kearifan lokal di era digital. 

nilai toleransi, saling menghargai dan menghormati merupakan karakter yang melekat dengan kita sebagai warga negara Indonesia. Dan keanekaragaman suku, budaya, bahasa dan yang lainnya di Indonesia merupakan anugerah dari Tuhan, yang harus kita jaga.

Provokasi, propaganda radikalisme, ujaran kebencian dan hoaks merupakan hal yang harus kita lawan. Keberadaannya di media sosial harus kita bersihkan, dengan nilai-nilai kearifan lokal yang kita punya. Kearifan lokal kita merupakan benteng yang sangat efektif, untuk meredam radikalisme digital. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun