Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Idulfitri, Menyatukan Umat Sekaligus Membersihkan Dosa

22 Juni 2018   10:33 Diperbarui: 22 Juni 2018   10:31 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin hanya di Indonesia, yang terdapat tradisi mudik merayakan idul fitri di kampung halaman. Meski harus bermacet ria di jalan raya, tidak menyurutkan keinginan para pemudik untuk berlebaran di kampung halaman. Dan Idul fitri telah menyatukan seluruh masyarakat muslim dari berbagai penjuru. Melalui tradisi mudik lebaran, berbagai masyarakat berkumpul menjadi satu di kampung halaman, menjalin silaturahmi serta saling memberikan maaf.

Melalui semangat Idul Fitri, semua umat muslim saling berkunjung ke saudara ataupun tetangga, untuk saling meminta maaf dan memberikan maaf. Tradisi yang terus berjalan sejak dulu ini, terus bertahan meski zaman telah berubah. Idul Fitri terbukti mampu mempertahankan semangat persaudaraan dan solidaritas antar sesama.

Dalam upaya menjaga semangat positif ini, tidak ada rasa egois didalam diri masyarakat. Juga tidak ada perasaan merasa paling benar, dan tetap menjunjung tinggi rasa saling menghormati danmenghargai. Fakta ini yang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang pemaaf, toleran, dan menjunjung tinggi kerukunan antar umat beragama.

Semangat persaudaraan dan persatuan ini tentu harus terus dijaga dan dipertahankan. Hal ini penting agar generasi berikutnya tidak meninggalkan tradisi yang telah ada. Agar generasi berikutnya  tidak berubah menjadi generasi intoleran, yang terus menebar kebencian seperti yang dilakukan oleh kelompok radikal di Indonesia.

Seperti kita ketahui, provokasi radikalisme di dunia maya saat ini begitu masif terjadi. Radikalisme telah membuat generasi muda menjadi generasi yang gemar menebar kebencian. Dan karena bibit kebencian inilah, praktek intoleransi terus menguat di negeri ini.

Perlu komitmen semua pihak untuk terus mengobarkan perlawanan terhadap radikalisme dan terorisme. Perlu strategi bersama, agar radikalisme tidak menyebar ke semua lini masyarakat. Dan melalui Idul Fitri, bibit kebencian dan provokasi radikalisme ini bisa ditekan. Antar sesama saling memaafkan. Antar sesama saling menghormati dan menghargai.

Jika semua pihak bisa menjalankan hal ini, dan terus menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, tentu kedamaian di negeri ini akan mudah terwujud. Kenapa ini penting? Karena kelompok radikal terus menebarkan pesan provokatif di dunia maya. Indonesia yang damai dianggap sebagai negara konflik. Akibatnya konflik-konflik baru terus diciptakan, demi dijadikan pembenaran untuk melakukan jihad yang salah.

Apa itu jihad yang salah? Meledakkan diri melalui bom bunuh diri adalah salah satu contoh jihad yang salah. Menebar teror kepada pihak yang berbeda, itu juga merupakan jihad yang salah. Lalu, apa itu jihad yang benar? Jihad yang benar adalah menebar kedamaian, tidak boleh menghilangkan nyawa orang lain, tidak boleh dilakukan dengan menebar kebencian ataupun kekerasan.

Bertanggung jawab sebagai kepala keluarga dengan cara bekerja, sebenarnya juga sudah termasuk jihad yang benar. Belajar sungguh-sungguh agar bisa menerapkan ilmu yang didapat untuk masyarakat, juga merupakan bagian dari jihad yang benar. Karena itulah, mari kita bersama untuk terus meluruskan pemahaman yang keliru ini. Jangan sampai pemahaman yang salah ini dianggap sebagai hal yang benar.

Dan semangat idul fitri, telah mengembalikan pemahaman yang keliru itu ke jalan yang benar. Karena itu, mari kita terus pertahankan semangat idul fitri, dan terus kita tularkan ke anak cucu kita, agar tidak menjadi korban provokasi radikalisme di dunia maya. Salam.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun