Mohon tunggu...
Budhi Wiryawan
Budhi Wiryawan Mohon Tunggu... profesional -

mengikuti kemana darah ini mengalir....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hijrah Lahir Batin

14 November 2012   17:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:22 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

jika kata tak lagi bisa diartikan oleh gendang telinga
ia sejatinya bara, di ujungnya adalah api yang menjilat-jilat
lalu jika itu menjadi luka, sumbu terpendeknya adalah dendam
yang tertimbun dalam suhu ruang yang lama
lalu jika itu menular, setiap virus yang menyebar adalah keangkuhan

hijrah dalam lahir dan seutuhnya batin
tidak terpenggal di batas keraguan, tidak termangu di tengah
ketidaktahuan, sebab jika itu langkah, maka kaki yang kemarin
biarlah disimpan di lemari, malam ini kaki baru itu adalah kesungguhan

hijrah dalam lahir dan seutuhnya batin
bukan untuk sekedar mengukur batas masa lalu
dan pathok masa kini, yang kemudian diberangkatkan
dengan kereta yang melaju cepat
merambat pun, jika itu kesungguhan
adalah hijrah dalam lahir dan seutuhnya batin
yang dimulai dari kesungguhan meninggalkan
beban-beban yang menggelayut di lengan
dan ranting-ranting waktu

( 1 Muharram 1434 H)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun