Mohon tunggu...
Bryan Septhian
Bryan Septhian Mohon Tunggu... -

we're young.. sang pelurus bangsa\r\n( air mata perjuangan generasi akan menjadi mata air dunia ) TUHAN pun Pastikan itu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kapiten Pattimura

26 Agustus 2012   07:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:18 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

KAPITEN PATTIMURA

KAPITEN PATTIMURA mungkin tidak lazim di telinga kita saat mendengar nama tersebut, dan yg terlintas di pikiran kita , Beliau adalah sala satu tokoh pejuang. namun mungkin sebagian besar dari kita tidak mengetahui tentang perjuangan Beliau untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Thomas Matulessy atau yang sering di sebut dengan Kapiten pattimura adalah satu dari sekian banyak Putra Kesuma Bangsayang lahir di tanah Maluku (Hualoy, Seram Selatan, Maluku, 8 Juni 1783 ).

Pada tahun 1816 pihak Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada pihak Belanda dan kemudian Belanda menetapkan kebijakan politik monopoli, pajak atas tanah (landrente), pemindahan penduduk serta pelayaran Hongi (Hongi Tochten), serta mengabaikan Traktat London I antara lain dalam pasal 11 memuat ketentuan bahwa Residen Inggris di Ambon harus merundingkan dahulu pemindahan koprs Ambon dengan Gubenur dan dalam perjanjian tersebut juga dicantumkan dengan jelas bahwa jika pemerintahan Inggris berakhir di Maluku maka para serdadu-serdadu Ambon harus dibebaskan dalam artian berhak untuk memilih untuk memasuki dinas militer pemerintah baru atau keluar dari dinas militer, akan tetapi dalam pratiknya
Pada saat belanda berkuasa di wilayah Maluku , Berbagai bentuk tekanan sering terjadi, seperti bekerja rodi, pemaksaan penyerahan hasil pertanian, dan lain sebagainya. Tidak tahan menerima tekanan-tekanan tersebut, akhirnya rakyat pun sepakat untuk mengadakan perlawanan angkat senjata untuk membebaskan diri. Perlawanan yang awalnya terjadi di Saparua itu kemudian dengan cepat merembet ke daerah lainnya diseluruh Maluku.

Di Saparua, Thomas Matulessy dipilih oleh rakyat untuk memimpin perlawanan. Untuk itu, ia pun dinobatkan bergelar Kapitan Pattimura. Sebagai pemimpin dia berhasil mengkoordinir Raja-raja Patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan dan membangun benteng-benteng pertahanan. Kewibawaannya dalam kepemimpinan diakui luas oleh para Raja Patih maupun rakyat biasa.

Dalam perjuangan menentang Belanda ia juga menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa.

Perang Pattimura yang berskala nasional itu dihadapi Belanda dengan kekuatan militer yang besar dan kuat dengan mengirimkan sendiri Laksamana Buykes, salah seorang Komisaris Jenderal untuk menghadapi Patimura.

Pertempuran-pertempuran yang hebat melawan angkatan perang Belanda di darat dan di laut dikoordinir Kapitan Pattimura yang dibantu oleh para penglimanya antara lain Melchior Kesaulya, Anthoni Rebhok, Philip Latumahina dan Ulupaha.

Pada tanggal 16 mei 1817, perjuangan mereka pun membuahkan hasil. Rakyat Saparua di bawah kepemimpinan Kapitan Pattimura tersebut berhasil merebut benteng Duurstede dimana benteng tersebut adalah jantung pertahanan Belanda yang pada saat itu berkuasa di Ambon . Tentara Belanda yang ada dalam benteng itu semuanya tewas.

Baru saja tiga bulan Pattimura dan rakyat Maluku menduduki benteng Duurstede, Belanda segeramelakukan operasi besar-besaran dengan mengerahkan pasukan yang lebih banyak lagi dilengkapi dengan persenjataan yang lebih modern. Sehingga Pasukan Pattimura akhirnya kewalahan dan terpukul mundur . Saat itu kapiten pattimura pun tertangkap bersama dengan beberapa anggota pasukannyya. pattimura tertangkap di Di sebuah rumah di Siri Sori dan langsung di bawah ke Ambon ( Ibukota Maluku ). Di sana beberapa kali dia dibujuk agar bersedia bekerjasama dengan pemerintah Belanda namun selalu ditolaknya. Ucapan-ucapan puitis yang penuh tamsildiucapkan oleh kapiten Pattimura saat menolak semua kerjasama yang di ajukan Belanda, “Saya katakan kepada kamu sekalian (bahwa) saya adalah beringin besar dan setiap beringin besar akan tumbang tapi beringin lain akan menggantinya
(demikian pula) saya katakan kepada kamu sekalian (bahwa) saya adalah batu besar dan setiap batu besar akan terguling tapi batu lain akan menggantinya”.

ARTINYA : PATTIMURA - PATTIMURA BOLEH DI HANCURKAN, TETAPI KELAK PATTIMURA – PATTIMURA MUDA AKAN BANGKIT

Oleh karena penolakan pattimura terhadap kerjasama tersebut,belanda pun menjatuhkan hukuman gantung padanya. Eksekusi yang dilakukan pada tanggal 16 Desember 1817 mengakhiri perjuangannya. Kapitan Pattimura gugur sebagai Pahlawan Nasional. Dari perjuangannya dia meninggalkan pesan tersirat kepada pewaris bangsa ini agar sekali-kali jangan pernah menjual kehormatan diri, keluarga, terutama bangsa dan negara ini.

Untuk jasa dan pengorbanannya itu, Kapitan Pattimura dikukuhkan sebagai “PAHLAWAN PERJUANGAN KEMERDEKAAN” oleh pemerintah Republik Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun