Mohon tunggu...
Angra Bramagara
Angra Bramagara Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Orang biasa yang sedang belajar menulis, dan belajar menggali ide, ungkapkan pemikiran dalam tulisan | twitter: @angrab

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Obat Tidak Mempan Sembuhkan Bangsa

30 Agustus 2015   13:13 Diperbarui: 30 Agustus 2015   13:13 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ruang Operasi (sumber gambar: abcnewsradioonline.com)"][/caption]

 

Demam adalah indikator atau gejala adanya sesuatu yang tidak beres dalam tubuh. Sama halnya dengan demam, mual, sakit kepala, batuk-batuk juga menjadi indikator bahwa di dalam tubuh kita ada sesuatu yang salah. Hampir semua kita pasti akan melakukan tindakan pertama untuk menurunkan demam, mual, sakit kepala, batuk-batuk tersebut. Setelah beberapa lama, gejala itu muncul lagi, kemudian kita memberikan tubuh kita obat untuk meredakannya. Kejadian yang sama berulang beberapa kali.

Jika sudah kejadian berkali-kali, pastinya mau tidak mau kita harus membawa tubuh kita ke dokter untuk mengetahui kenapa kok demam, batuk, sakit kepala, mual itu tidak kunjung berhenti, padahal sudah dikasih obat. Setelah dokter melakukan diagnosa, baru lah ketahuan penyakit yang kita idap selama ini yang ternyata menjadi biang keladi kenapa demam, batuk, sakit kepala, mual kerap terjadi pada tubuh kita. Ternyata ada masalah pada hati, paru-paru, atau lambung kita.

Saat itu juga dokter memutuskan agar tubuh kita segera dioperasi untuk mengangkat biang keladi yang menyebabkan tubuh kita demam, sakit kepala, mual, batu-batuk. Tahu bahwa biaya operasi itu mahal dan rada menakutkan, sebagian kita memilih untuk tidak melakukan operasi saja, dan lebih memilih cara lain yaitu beri obat seperti yang selama ini dilakukan untuk meredakan gejala-gejala itu. Tentu saja jika hanya dikasih obat maka dari luar tubuh kita terlihat sehat, namun kenyataannya dalam tubuh kita ada masalah, yang lama-kelamaan jika tidak dilakukan tindakan medis operasi maka lambat laun tubuh kita akan semakin lemah dan pada ujungnya bisa menyebabkan kematian. Tubuh kita pun akan sangat bergantung pada obat-obatan untuk meredakan gejala-gejala itu seumur hidup.

Di lain pihak, sebagian kita memutuskan untuk dilakukan operasi saja mumpung ada BPJS untuk menutupi biaya operasi yang mahal, walaupun harus melewati sesi yang menakutkan, dimana tubuh kita akan "diobok-obok" dan mungkin saja kerja jantung kita untuk sementara (selama operasi) harus diserahkan ke mesin. Setelah melakukan operasi pun kita harus mengalami masa pemulihan beberapa lama di ruang ICU, dimana selang-selang infus dan selang-selang pemantau kinerja tubuh terpasang pada tubuh, suatu pemandangan yang tidak enak dilihat. Namun prosedur itu harus dilalui oleh pasien yang benar-benar ingin sembuh. 

Berhasil atau tidaknya tindakan operasi itu tergantung dari Tuhan YME, para dokter dan timnya, sarana dan prasarana rumah sakit. serta dukungan keluarga si pasien agar tidak menimbulkan kegaduhan selama tim dokter melakukan operasi, sehingga paramedis dapat melakukan operasinya dengan tenang, makanya ruang operasi biasanya kedap suara dan tertutup dari pihak luar agar paramedis dalam melakukan tugasnya dapat secara tenang.

Apa yang terjadi pada bangsa Indonesia mirip seperti cerita di atas. Pemerintah saat ini sedang melakukan tindakan operasi untuk menyembuhkan tubuh bernama Indonesia. Tidak mau lagi tubuh bernama Indonesia ini hanya dikasih obat penurun gejala saja, yang mana hanya "enak" sesaat saja, namun keenakan itu lama kelamaan akan menyebabkan kelemahan tubuh bangsa dalam persaingan global di masa depan. Apalagi bangsa Indonesia akan memasuki pasar bebas ASEAN dan bonus demografi. 

 

Import

Bentuk-bentuk penurun rasa demam itu seperti kebebasan import sebagai tindakan yang diambil pemerintah agar harga barang di pasaran selalu terjangkau berkat stock yang selalu tersedia. Pemerintah selalu menyeimbangkan kebutuhan masyarakat dengan import. Namun dampaknya adalah industri lokal yang sebenarnya bisa menyediakan produk sejenis kena imbasnya, mereka tidak bisa berkembang dan bahkan gulung tikar. Orang pasti akan memilih produk import selain karena kualitasnya lebih bagus, harganya pun terjangkau, dibandingkan produk buatan lokal yang sebagian produknya tidak memenuhi standar industri dan harganya pun mahal karena terkena imbas biaya logistik. Satu contioh, jeruk medan di supermarket lebih mahal dari jeruk import dari amerika atau china. Apel lokal lebih asam daripada apel import dari china dan amerika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun