Mohon tunggu...
Boru Silalahi
Boru Silalahi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

sai holong rohaku tu ho Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Catatan

(Sejarah) Teosofi dalam Pergerakan Nasional

31 Juli 2012   07:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:24 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13437214521671025587

[caption id="attachment_197402" align="alignleft" width="105" caption="teosofi"][/caption] BukuTeosofi, Nasionalisme & Elite Modern Indonesia” mengangkat tentang perkembangan gerakan kebatinan teosofi di Indonesia sehingga bisa mempengaruhi tumbuhnya nasionalisme dalam pergerakan nasional semasa penjajahan kolonial, ditulis oleh Iskandar P. Nugraha, diterbitkan oleh Komunitas Bambu, Jakarta, cetakan II, November 2011.

Skripsi Iskandar P. Nugraha yang ditulis kembali sempat dibukukan pada edisi I dengan judul “Mengikis Batas Timur & Barat. Gerakan Theosofi & Nasionalisme Indonesia. Cara Pandang Baru Sejarah Asal UsulNasionalisme & Munculnya Elit Modern Indonesia”. Dalam buku tersebut dijelaskan tentang periodesasi masuknya gerakan teosofi ke Indonesia hingga menjadi sebuah organisasi teosofi. Organisasi ini mampu merangkul orang – orang yang kemudian menjadi tokoh penting pergerakan nasional seperti Douwes Dekker, Tjipto Mangunkoesoemo, Soewardi Soerjangrat, Armijn Pane, Sanoesi Pane, Abu Hanifah, Moh.Yamin, Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo, Radjiman Wedjodiningrat dan Soekarno.

Lengkapnya masing – masing bab dijelaskan sebagai berikut :

Prolog; mengulas tentang pengertian gerakan teosofi sebagai sarana perlawanan yang bersifat kultural terhadap pemerintah kolonial. Menurut penelitian David Reeve bahwa Boedi Utomo dan Indische Partij tergabung dalam gerakan teosofi. Pada awalnya, benih gerakan teosofi bermula dari terbentuknya The Pekalongan Theosophical Society pada 1881.

Pada Bab II mengenai Gerakan Teosofi di Hindia sampai 1933. Gerakan ini dibawa dan dipelopori oleh Dirk van Hinloopen Labberton. Sebagai sebuah gerakan yang bersifat paternalistik, gerakan ini berkembang baik dalam kegiatan maupun keanggotaan. Propaganda yang bertemakan pluralisme dan persaudaraan yang dilakukan para anggota mampu menarik orang-orang untuk masuk dalam gerakan teosofi seperti ceramah, khotbah, serta pameran wayang dan gamelan. Teosofi masuk ke dalam seluruh ranah kehidupan tanpa memandang agama, golongan, jenis kelamin, suku dan umur sehingga membesarkan keberadaannya menjadi loji-loji di beberapa daerah di Indonesia.

Selanjutnya bagaimana Kegiatan Gerakan Teosofi di Hindia; peranan penting teosofi di Indonesia dalam bidang kebatinan, sosial, pendidikan dan pengajaran. Kebatinan ada tiga cabang diantaranya Bintang Timoer, Muslim Bond, dan De Virje Katholieke Kerk (Gereja Katolik Bebas). Dalam kegiatan sosial ada organisasi Mimpitoe (anggotanya juga merupakan anggota perkumpulan Boedi Oetomo) dan organisasi Widjaja Poestaka. Beberapa sekolah yang didirikan dalam bidang pendidikan dan pengajaran diantaranya Perhimpunan Universitas Dunia Teosofi Cabang Hindia Belanda dan Analfabetisme Bestrijding Comite (ABC) yang berupaya menghilang buta huruf di Hindia Belanda. Kegiatan gerakan teosofi mampu mendoktrinisasi rasa cinta tanah air yang mendalam pada masyarakat dengan tetap mempertahankan dan melestarikan budaya daerah.

Hingga pada Suatu Tinjauan Mengenai Pengaruh Gerakan Teosofi; dalam konteks sejarah pergerakan nasional. Politik anti akulturatif yang digunakan kolonial diganti dengan Politik Etis (politik asosiasi). Politik ini disetujui oleh kolonial hingga akhirnya terjadi pemberontak PKI. Belanda menang dan PKI lenyap. Kondisi ini memunculkan rasa nasionalisme, para pelajar di luar negeri yang tergabung dalam Perhimpoenan Indonesia menyatakan bahwa tujuan Indonesia adalah merdeka. Peran teosofi memang mempengaruhi masyarakat secara positif, namun dalam perkembangannya gerakan teosofi mengalami kemunduran. Pemeluk agama yang fanatik mulai mengecam gerakan teosofi.

Terakhir, Kesimpulan menjelaskan bahwa gerakan teosofi merupakan organisasi Belanda yang sudah muncul pada awal abad 20, karena pelopor dan aktivitasnya didominasi orang Belanda. Kemudian gerakan ini banyak dimasuki kalangan priyayi Jawa dan kalangan terpelajar Indonesia yang mulai tumbuh saat itu, sehingga ide-ide teosofi menjadi satu elemen penting yang mempengaruhi pergerakan nasional, sebab banyak pengikutnya yang kemudian menjadi tokoh penting dan turut menentukan pergerakan nasional.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun