[caption caption="Video Viral Pawai Obor Disertai Ujaran Kebencian Sumber: CNN"][/caption]Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah video viral di media sosial yang merekam gambar anak-anak berpawai sembari berteriak dengan kalimat yang mengandung kekerasan. Anak-anak yang berpakaian putih secara berkelompok itu berteriak ‘bunuh si Ahok sekarang juga’ (CNN, 25/5/2017).
Jika Ketua Komisi Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, merasa kuatir itu wajar dan bagi saya itu cukup mengerikan. Bagaimana mungkin anak-anak yang seharusnya disemai nilai-nilai persahabatan, kasih sayang dan persaudaraan malah "dicekoki" kebencian dan diperalat sebagai sarana menciptakan permusuhan.
Dimana orang tuamu dan dimana gurumu?
Video itu terlihat anak-anak dengan penuh semangat dan antusias mengikuti pawai obor sambil berteriak "bunuh si Ahok sekarang juga". Teriakan mereka mengandung ujaran kebencian. Teriakan "bunuh Ahok" diiringi bunyi-bunyian (seperti suara musik) untuk meramaikan suasana malam itu. Tapi aneh, kok kebencian yang ditonjolkan?
Padahal cerita tentang Ahok dan Jakarta sudah berakhir. Ahok bukan saja gubernur non aktif tapi beliau sudah mengajukan surat pengunduran diri agar tidak membebani pemerintah saat ini sekaligus mengutamakan kepentingan warga Jakarta agar pembangunan DKI tidak tersandera oleh masalah kasus penistaan agama yang dialami oleh Ahok.
Kenapa masih saja ada kebencian untuk Ahok?
Melihat kasus pawai obor ini kita bisa melakukan generalisasi bahwa kebencian bernuansa SARA masih ada di Jakarta, SEANDAINYA pawai obor itu terjadi di Jakarta. Saya mensinyalir bukan hanya di Jakarta tapi di beberapa daerah di Indonesia masih ter-impact Pilgub DKI.
Jika masalah ini tidak mendapatkan perhatian serius ini bisa menjadi preseden buruk bagi kehidupan berbangsa di Indonesia. Seharusnya bukan hanya pemerintah yang menangani kasus seperti ini tapi proses penanganan kasus ini dimulai dari sekolah dan rumah tangga.
Melihat masifnya keterlibatan anak-anak dalam beberapa kegiatan politik saya merasa ada pembiaran dan unsur kesengajaan yang dilakukan oleh pihak sekolah dan orang tua.
Apa alasan?
Orang tua dan sekolah tidak melakukan tugas kontrol pada aktivitas anak-anak mereka. Sebenarnya mudah bagi orang tua atau pihak sekolah mendapatkan informasi terkait praktik-praktik yang tidak seharusnya melibatkan anak-anak usia sekolah.