Mohon tunggu...
Otto von Bismarck
Otto von Bismarck Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mantan Kanselir Jerman .... Uber Alles ...

Selanjutnya

Tutup

Bola

Peran BOPI Diamputasi

21 April 2017   08:28 Diperbarui: 21 April 2017   17:00 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salam Olahraga.

Setelah bejalannnya Liga1 GoJek Traveloka yang saat ini memasuki pekan ke2, ternyata menyisakan persoalan klasik seperti masa lalu yg selalu terulang.

Persoalan sepakbola kita dalam 6 tahun terakhir masalah ketidak sinkronnya antara PSSI dan Kemenpora yang diwakili oleh BOPI.

Kita ingat awal kisruh antara tahun 2010 antara pribadi Afian Malarengeng dan Nurdin Halid, yang merambat ke bidang sepakbola, yang akhirnya awal mulainya kisruh Jilid 1. Pada kisruh inipun BOPI terlibat, dimana BOPI terpecah menajdi 2 bagian yang 1 kelompok berpihak ke PSSI dan yang satu lagi berpihak pada Kemenpora.

 Setelah selesai dgn penggantian pengurus baru, ternyata kisruh memasuki Jilid 2 yaitu perpecahan di organisasi PSSI yang menjadi 2 kelompok, yang satu kelompok mendirikan Kompetisi IPL dan yang satu lagi mendirikan Kompetisi ISL.

 Setelah ada rekonsiliasi bergabunglah Kompetisi itu menjadi ISL dan Kompetisi sempat berjalan, tapi kembali lagi terjadi kisruh Jilid 3, dimana persoalan kembali melalui BOPI yang merasa tidak dihargai sebagai wakil pemerintah, terjadilah issue Mafia yang menghebohkan dan ternyata itu settingan Kemenpora, perseteruan ini seberanya perseteruan pribadi antara  Imam Nachrowi (Menpora) dengan La Nyala (Ketua PSSI), seperti halnya kisruh Jilid 1, pada kisruh Jilid 3 ini juga berakibat kepada sepak bola negeri ini.

Setelah dikriminilisasi La Nyala datanglah pengurus baru PSSI yang seorang militer aktif, yang penulis yakini sulit diganggu, ternyata tidak menjamin. Melalui BOPI, PSSI mulai digoyang karena PSSI mengabaikan/kurang menghargai peran BOPI sebagai verifikator olahraga profesional di negeri ini.

"Kalau memang mudah kenapa tidak dipersulit" seharusnya pemerintah itu mempermudah semua persoalan tanpa melanggar aturan2 di negeri ini.

BOPI tetap keukeuh bahwa aturan adalah aturan, ini penulis setuju dan sangat setuju, tapi persoalan di sepakbola sangat berbeda dengan di olahraga lain.

BOPI meradang karena kesepakatan dengan operator Liga (PT. LIB) dilanggar oleh Operator, dimana BOPI menginginkan semua pemain asing harus memiliki KITAS (ijin tinggal) sebelum bermain resmi. Tapi Operator agak lebih luwes dalam aturan, yang sementara pengurusan KITAS selama masih On Proses dibolehkan pemain tersebut bermain, disinilah perbedaan nya yang akhirnya BOPI melaporkan pemain2 ilegal ke Imigrasi.

Yang paling meradang ternyata Umuh Muchtar (menejer Persib), merasa Persib sudah mengeluarkan dana miliaran dan pemain dianggap ilegal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun