Mohon tunggu...
bimo aditya
bimo aditya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Humanisme Sekuler

26 Mei 2017   16:27 Diperbarui: 26 Mei 2017   17:03 1443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

            Pada dasarnya Humanisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa manusia bisa menciptakan gagasan yang lebih baik dari makhluk lain serta dapat memahami seluruh realita menggunakan pengalaman dan nilai nilai kemanusiaan bersama. Para humanis berusaha menciptakan yang terbaik bagi kehidupam dengan menciptakan makna dan tujuan bagi diri sendiri. Humanisme berpusatkan manusia dan tidak menerima hakikat Tuhan adikodrati di atas manusia, gerakan ini pada prinsipnya merupakan kecenderungan untuk "menggali potensi manusia dan alam secara mandiri " sejalan dengan nafas "kembali ke sumber" yang berarti pula sebagai "kelahiran kembali kebudayaan dan kesenian kuno". Berasal dari gagasan tersebut timbulah macam macam Humanisme yang ada di sekitar kita, seperti contohnya adalah Humanisme Sekuler.

            Humanisme sekuler sendiri memiliki pengertian bahwa Tuhan atau segala sesuatu yang berhubungan dengan agama tidak dapat mencampuri urusan manusia. Dan tentunya Humanisme ini muncul di dunia barat pada abad ke-18 dan tentunya teori Humanisme Sekuler pun berkembang karena banyak tokoh tokoh yang memang mempercayai teori ini dan kemudian menyebarkannya kepada masyarakat terkdekat dan akhirnya bertahan sampai di zaman ini. Tokoh besar dari Humanisme adalah Erasmus dari Rotterdam, yang pernah bersahabat dengan Martin Luther.

            pandangan Humanisme Sekuler dapat dilihat di zaman sekarang, seperti aborsi, kumpul kebo, membunuh, ketidakadilan, kejahatan dan penyimpangan-penyimpangan etis lainnya yang dianggap sebagai urusan kemutlakan di luar dirinya, baik itu berupa ajaran agama maupun peraturan-peraturan sosial. ternyata paham itu telah menguasai pemikiran manusia modern, baik melalui media massa, buku-buku dan pendidikan di universitas, maupun melalui pergaulan antarmanusia, baik itu diakui secara nyata maupun diterima tanpa sadar. Bagaimanakah nasib pemuda zaman sekarang jika sudah memasuki kondisi seperti ini apakah ada yang salah dengan pemikiran para pemuda penerus bangsa?

            Umumnya Humanisme Sekuler hanyalah sebuah paham yang ingin manusia jauh dari apa itu agama? Apa itu Tuhan?. Manusia di zaman sekarang belum mengerti arti dari kemanusiaan yang sebenarnya. Yang mereka tahu hanyalah, mereka dilahirkan hanya untuk mencapai apa yang ingin mereka capai maka dari itu paham paham negatif pun bermunculan dan mengambil alih kewajiban kita sebagai manusia yang di kodratkan untuk selalu melakukan hal hal yang positif yang semata mata untuk membuat hidup kita lebih bermakna. Humanisme Sekuler akan hilang jika kita semua sebagai manusia yang memiliki akal telah berpikiran sama tentang arti yang sebarnya dari Humanisme sendiri. Dan pemuda zaman sekarang harus melakukan tindakan secepatnya agar paham tersebut tidak cepat tersebar seperti racun di minuman yang sudah di hidangkan.

            Tapi pertanyaan yang sekarang saya ingin tanyakan kepada pemuda- pemuda indonesia si penerus bangsa ini adalah apakah kalian akan melakukan hal- hal yang akan menghilangkan paham tersebut? Atau malah sebaliknya, apakah kalian akan terjerumus dalam lingkar hitam dunia modern ini? Pikir lah dua kali wahai pemuda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun