Mohon tunggu...
Betrika Oktaresa
Betrika Oktaresa Mohon Tunggu... Administrasi - Full time husband & father. Part time auditor & editor. Half time gamer & football player

Full time husband & father. Part time auditor & editor. Half time gamer & football player

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mau Jadi Ahli Risiko? Pahami Kryptonite-mu Dulu!

5 Mei 2019   14:20 Diperbarui: 5 Mei 2019   17:48 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: dailymail.co.uk

Prolog

Waktu SMA dulu, saya pernah dapat wejangan dari salah seorang guru,

"nek arep selamet, dadi wong kuwi ora mung ati-ati, tapi kudu waspada."

Kurang lebih artinya jika ingin selamat dalam hidup, manusia itu tidak cukup hanya berhati-hati, tapi waspada. Ketika itu, saya yang masih muda belia tampan rupawan kemudian bertanya dengan bahasa jawa kromo yang pas-pasan, "lha bedanipun nopo, Pak?". Beliau kemudian dengan semangat menyontohkan, ada orang yang berhati-hati di jalan, berjalan di trotoar dengan asumsi bahwa kendaraan tidak akan sampai kesana.

"Tapi nek ono wong sing lagi nekat nyopire ora bener, yo ketabrak juga, nah, nek wong sing waspada, walopun mlakune neng trotoar tetep ndelokke sekitare, nek ono sing ora beres iso menghindar, ngono". Waktu itu, saya cuma bisa manggut-manggut mendengar penjelasan guru saya itu. Maklum masih belia, pikirannya masih cethek, Dilan juga umur segitu masih sibuk ngejar-ngejar Milea.

Diskusi saya dengan guru saya beberapa tahun yang lalu tersebut sebenarnya sebuah diskusi tentang manajemen risiko atau lebih rinci, individual risk management.

Dalam diskusi itu, pak guru membahas tentang adanya uncertainty atau ketidakpastian yang melekat dalam setiap hal yang kita lakukan dan harus dimitigasi. Konsep manajemen risiko memang sederhana, ada ketidakpastian yang akan menganggu kita mencapai tujuan, yang harus diidentifikasi, dianalisis, lalu dimitigasi.

Nah, masalahnya, apakah dengan memahami konsep dasar tersebut, kita sudah bisa disebut sebagai seorang risk expert?. Jika saya yang harus menjawabnya, jawaban halusnya, anda adalah seorang ISO 31000 risk management expert. Tapi untuk mempraktikannya? Belum tentu anda adalah seorang expert. Hal ini karena dalam dunia manajemen risiko, ada sebuah ilmu turunan yang sangat penting untuk dipahami yaitu the psychology of risk, tentang psikologi manusia ketika menghadapi risiko.

Limitasi Psikologis Manusia
Kali ini, saya akan membahas tentang limitasi psikologis kita sebagai manusia yang harus kita pahami agar mampu mengelola risiko secara benar, dan ini ada kaitannya dengan wejangan dari guru saya saat itu.

Langkah awalnya, kita harus memahami bahwa limitasi psikologis tersebut merupakan suatu hal yang menjadikan kita manusia, selain beberapa faktor lainnya. Tapi tentu hal itu tidak lantas membuat kita harus berkecil hati, karena Superman, sang superhero-pun, memiliki kelemahan juga bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun