Mohon tunggu...
bersiap
bersiap Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kehancuran Candra Naya dan Sumber Waras di Tangan Konglomerat Kartini Muljadi dan Ahok?

14 September 2015   13:27 Diperbarui: 14 September 2015   13:33 34926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perhimpunan Sosial Candra Naya (awalnya bernama Perkumpulan Sin Ming Hui) berdiri di Jakarta pada 26 Januari 1946, dengan tujuan mengabdi pada masyarakat. Karena aktifitasnya yang sarat dengan aksi kemanusiaan sejak masa awal berdirinya Republik Indonesia, menyebabkan Perkumpulan Sin Ming Hui tumbuh dengan pesatnya.

Gedung Sin Ming Hui, Jalan Gajah Mada no. 188 Jakarta Pada Tahun 1950an.

[caption caption="gedung candra naya"][/caption]

Sin Ming Hui yang artinya Sinar Baru, pendiridanpengurusnya adalah orang-orang muda wartawan surat kabar Sin Po yang idealis, jujur, pandai, tidak terkenal dan tidak banyak uang. Namun berkat kerja kerasnya untuk kepentingan masyarakat luas, dalam usia 10 tahun, perkumpulan Sin Ming Hui telah memiliki ribuan anggota ,karyawannya dari dokter sampai pegawai rendah saat itu berjumlah 120 orang.

Pada jaman kacau itu banyak pengungsi yang membanjiri Jakarta, gedung Sin Ming Hui menjadi salah satu tempat penampungan para pengungsi. Pada tanggal 1 April 1946 oleh Rode Kruis didirikanlah Poliklinik di salah satu ruang depan gedung untuk merawat kesehatan pengungsi maupun masyarakat umum. Dari klinik kecil inilah kemudian berkembang menjadi Balai Pengobatan Sin Ming Hui dan selanjutanya menjadi Lembaga Kesehatan Sin Ming Hui yang memiliki bagian-bagian pengobatan specialis, laboratiorium dan apotik sampai dengan vaksinasi masal anak2 sekolah rakyat.

Upaya Sin Ming Hui dalam bidang kesehatan semakin hari semakin besar, para pendiri mulai bermimpi untuk memiliki sebuah rumah sakit yang bisa menampung banyak pasien dari berbagai golongan masyarakat, padahal kas Sin Ming Hui selalu kosong. Seorang pengurusnya mengatakan “Sin Ming Hui memang tidak mempunyai banyak uang dalam lemari besinya atau dalam Bank, tapi begitu perlu, uang akan datang sendiri, karena apa yang kita kerjakan hanya untuk faedahnya masyarakat dan masyarakat mempunyai mata. Saya selalu anggap Sin Ming Hui ada banyak uang, tapi uangnya hanya disimpan dalam saku semua anggota masyarakat”.

Betul sekali ucapan tersebut, karena saat masyarakat mendengar Sin Ming Hui hendak mendirikan Rumah Sakit, sumbanganpun berdatangan, bukan saja dari pengusaha tapi justru kebanyakan dari masyarakat kecil yang menyumbang satu dua rupiah. Seorang tuan tanah yang baik hati yaitu Nyonya Janda Qey Han Nio menjual murah tanahnya seluas 8 ha hanya dengan harga satu rupiah permeter persegi. Tanah inilah yang sekarang kita kenal dengan nama Jalan Kyai Tapa 1, Grogol, Jakarta Barat, yang dijual Kartini Muljadi seharga Rp20.755.000/m2 kepada Pemprov DKI/Ahok.

[caption caption="sumbangan candra naya sumber waras"]

[/caption]

Pada tanggal 31 Januari 1956 jumlah uang sumbangan untuk pembangunan RS Sin Ming Hui sudah terkumpul Rp.1.034.703,07. Peletakan batu pertamapun mulai dilakukan pada tanggal 3 Januari 1956 oleh dr. Loe Pin Kian tanda dimulainya pembangunan RS Sin Ming Hui

Pada saat bangunan pertama selesai yaitu seluas 2000m2, balai pengobatan yang sudah lengkap dengan bagian-bagiannya ini mulai dibuka untuk umum pada tanggal 24 Juni 1957.  Pembangunan fisik gedung rumah sakit Sin Ming Hui terus berlansung setahap demi setahap sesuai dengan ketersediaan dana yang mereka peroleh dari sumbangan masyarakat.

Saat bagian Kesehatan Sin Min Hui masih berupa poliklinik atau balai pengobatan, badan yang mengelolanya hanya bagian atau lembaga, namun saat menjadi Rumah Sakit, badan ini berubah menjadi Yayasan Kesehatan Candra Naya. YKCW ini dibentuk oleh PSCN dengan memisahkan kekayaannya sebesar Rp.1.000,- pada tanggal 17 Agustus 1962.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun