Mohon tunggu...
EEN IRAWAN PUTRA
EEN IRAWAN PUTRA Mohon Tunggu... -

I was born in Arga Makmur, North Bengkulu, Bengkulu Province. Always liked the forestry issues because studied at faculty of forestry. Now, I am working for Indonesia Nature Film Society (www.inaturefilms.org)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

I love Indigenous People and Say NO to Primitif Runaway

13 Desember 2010   12:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:46 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Saya protes keras terhadap tayangan Primitif Runaway Trans TV. Saya dan teman-teman yang consern terhadap keberadaan Indigenous Peoples di Indonesia (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) akan mengajukan surat ke KPI untuk menghentikan tayangan yang bagi kami tidak mendidik dan cenderung melecehkan keberadaan masyarakat adat di Indonesia. Seperti yang disampaikan oleh Seketaris Jendral AMAN, Abdon Nababan "saya sedang menuliskan surat protes untuk Trans TV dan meminta untuk menghentikan tayangan yang tidak manusiawi ini".

Masyarakat adat memiliki kearifan lokal tersendiri. Punya adat istiadat mereka jaga secara turun-temurun. Menurut saya sikap dan prilaku mereka lebih arif dan bijaksana daripada kita yang tinggal di gemerlapnya kota, yang saat ini penuh dengan kecanggihan teknologi dan informasi. Jangan diinformasikan bahwa sikap dan prilaku mereka adalah primitif ke publik. Saya pernah tinggal selama seminggu di 2 kelompok orang rimba di Sorolangun dan sekitar TN. Bukit Duabelas. Tidak ada prilaku dan sikap orang rimba seperti yang diceritakan di Primitive Runaway yang ditayangkan jumat lalu (10/12/2010). Begitu juga konfirmasi dari KKI Warsi di Jambi, yang sudah berpuluh-puluh tahun mendampingi Orang Rimba di Jambi di TN. Bukit Duabelas, TN. Bukit Tigapuluh dan sepanjang Lintas Sumatera. Mereka tidak mengenal salah satu orangpun yang tampil didalam acara tersebut. Tidak ada Orang Rimba di Rengat Pekanbaru, tapi yang ada diwilayah tersebut adalah Talang Mamak (mereka berada disekitar kawasan Indragiri dan Bukit-30). Ini adalah kebohongan besar terhadap publik.

Selama lima tahun lebih saya melakukan perjalanan untuk mendokumentasikan keberadaan masyarakat adat di Indonesia, tidak pernah sekalipun saya mengalami, melihat dan mendengar kejadian ataupun informasi yang disampaikan oleh Primitif Runaway Trans TV. Pada tayangan tersebut menggambarkan seakan-akan Orang Rimba sungguh-sungguh tidak beradap dan kejam dengan mengacung-acungkan tombak ke arah selebriti Putri Titian dan Jordy yang mencoba mendekati mereka. Roy Thaniago ditulisannya yang dimuat di Majalah Tempo juga menceritakan bahwa pada edisi sebelumnya yaitu pada tanggal 28 Agustus dan tanggal 4 September 2010, yang masing-masing bertempat di masyarakat adat Sasak Bayan (Lombok) dan Tuatunu (Pangkal Pinang), pun menampilkan hal yang sama, bahwa masyarakat adat adalah bodoh, terbelakang, dan tidak santun. Bahwa masyarakat adat selalu memaksa tamu dari luar untuk turut menjalankan tradisi mereka. Bahwa masyarakat adat adalah makhluk aneh yang perlu disorot handycam (dipegang oleh bintang tamu) sepanjang waktu, sekalipun telanjang. Melihat dan juga mendengar komentar acara Primitif Runaway membuat saya geram dan emosi. Masyarakat diberikan informasi yang salah dan menyesatkan mengenai masyarakat adat yang ada di Indonesia.

Video ini saya buat untuk menunjukkan bahwa saya mencintai Indonesia dan mencintai kebudayaan Indonesia. Mencintai keberadaan masyarakat adat di Indonesia. Video ini merupakan salah satu perjalanan saya ke salah satu kampung dayak di Kalimantan Barat, yaitu Kampung Lubuk Besar, Desa Sei Sintang Kecamatan Kayan Hiliri, Sintang. Catatan lengkap perjalanan saya bisa lihat disini

Saya juga mencoba melihat seperti apa komentar penontonnya di twitternya Primitif Runaway. Rata-rata yang berkomentar adalah anak-anak usia remaja yang mungkin masih sekolah.

Menyedihkan memang mereka diracuni oleh produser dan crew-nya Primitif Runaway. Hanya bisa menahan nafas karena emosi melihat kelakuan para orang-orang kejar tayang ini. Yang membuat saya geram, kok bisa seorang produser program bikin acara yang murahan seperti ini dan crew-nya mengikuti saja kemauan sang produser walaupun tahu informasi tersebut akan menyesatkan. Memberikan persepsi yang berbeda terhadap keberadaan dan kearifan masyarakat adat di Indonesia, terutama terhadap anak-anak usia remaja yang tinggal di kota-kota besar di 33 propinsi di Indonesia. Anak-anak setiap harinya tidur di kamar ber AC, yang sudah fasih memegang BlcakBerry dan selalu update FB dan Twetternya. Jika berangkat ke sekolah dianterin dengan menggunakan mobil mewah oleh sopirnya. Sudah pasti setelah menonton mereka mencemooh keberadaan masyarakat adat, memaki, menertawai dan men-cap mereka adalah kampungan dan bener-bener primitif. Mereka senang melihat artis-artis seksi ketakutan (walaupun dibuat-buat) masuk kampung, masuk rumah-rumah adat mereka. Damn! it's really stupid tv show programe.

I love Indigenous People and Say NO to Primitif Runaway from Een Irawan Putra on Vimeo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun