Mohon tunggu...
Bataona Noce
Bataona Noce Mohon Tunggu... Freelancer - Aku... Nanti, kalian akan mengenaliku di sana....

Mencintai bahasa dan sastra, seperti mencintai dirinya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Namanya Ai

20 Maret 2017   09:48 Diperbarui: 20 Maret 2017   20:01 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namanya Ai.

“…Setelah itu kami hanya terdiam. Tersenyum…. Aku hanya mencermati senyumnya sampai dunia kiamat, sampai kecoak-kecoak bukan lagi hewan yang menjijikan…. Dan sejak saat itu aku sangat mencintai kecoak, seperti aku mencintai Ai.”

Pertama. Awal kukenali hanyalah sebuah perjumpaan biasa, namun senyum dan matanya menghasutku untuk melihatnya lagi. Tanpa ada perkenalan resmi di antara kami. Aku hanya mendengar orang-orang memanggil dan menyapanya. Namanya Ai.

Kedua. Di perjumpaan kedua, dapat dikatakan luar biasa. Menyapanya, dia tersenyum, dan kami berbicara tentang banyak hal. Dia bilang, “aku seram, tapi lucu.” Sesekali aku mencuri pandang pada dinding-dinding cermin. Dia berpaling seolah tak sengaja menyadari, ada mata yang sedang mengamatinya di dinding. Ah, aku sempat menyesali, lama, sampai aku berkenalan dengan seekor kecoak di etalase optik, entah optik apa namanya.

“Hei… kamu ngapin di dalam lemari kaca?”

“Emang kamu siapa? Kepo banget sih sama urusan orang….”  Dia membahtaku, seolah tak menyetujui rasa peduliku.

“Hei… jadi hewan itu bisa sopan ngga sih?” Aku terlihat sedikit kesal, mengharapkan bisa disambut hangat. Ya… paling kurang bisa jadi teman, atau mungkin hanya sekedar teman ngobrol saat itu.

“Bisa…! Kamu mau apa?”

“Jangan ditanya mau apa, kalau kamu ngga peduli, aku harus ngomong sama siapa?”

“Bukannya manusia sekarang sudah memiliki gadget? Bisa jadi apa saja, termasuk istri sekalipun.”

“Tapi aku mau ngobrol sama kamu, dan kalau bisa menjadi temanmu selamanya….”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun