Mohon tunggu...
Bernand Artanto Winata
Bernand Artanto Winata Mohon Tunggu... -

Nasionalisme adalah tidak membuang sampah sembarangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Puan Maharani Memanfaatkan Layanan SIM Keliling

15 Juni 2017   00:13 Diperbarui: 15 Juni 2017   00:45 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu kunci penting dari keberhasilan sebuah program adalah kesungguhan pihak, lembaga, atau organisasi lain dalam mendukung program tersebut. Apalagi ketika hal tersebut dilakukan oleh lembaga pemerintahan atau pejabat negara, misalnya, maka bukan hanya sebagai "iklan gratis" sehingga banyak yang mengetahui dan mendukung saja, tapi sekaligus sebagai wujud untuk memberikan uswatun hasanah (contoh yang baik).

Hal seperti itu tampak ketika Puan Maharani memperpanjang SIM miliknya dengan memanfaatkan pelayanan SIM Keliling, yang ketika itu sedang berada di kawasan Monumen nasional (Monas). Menurut Puan Maharani pelayanan perpanjangan SIM Keliling ini sangat membantu, terutama bagi mereka yang kesehariannya sibuk sehingga tidak sempat datang langsung ke Kantor Polisi.

Namun, dalam konteks yang berbeda, kita bisa membaca, bahwa apa yang dilakukan oleh Puan Maharani memberikan efek yang berbeda dalam konteks posisinya sebagai seorang Menteri.

Pertama, apapun posisi yang dijabat saat ini, memperpanjang SIM adalah sebuah kewajiban. Bukan hanya persoalan asas kebermanfaatan yang didapatkan, tapi juga sebagai bentuk kepatuhan terhadap undang-undang. Siapapun orangnya, dan apapun jabatannya, memperpanjang SIM merupakan sebuah kewajiban. Untuk tokoh politik dan menteri sekelas Puan Maharani, tentu ini merupakan pembelajaran yang luar biasa bagi kita semua.

Kedua, hal ini bisa dimaknai sebagai upaya untuk memberikan contoh yang baik (uswatun hasanah) kepada masyarakat. Bukan hanya dalam konteks memperpanjangan SIM semata, tapi sekaligus pesan yang kuat, bahwa pelayanan SIM Keliling bisa dijadikan cara yang efektif dan efisien. Polisi telah melakukan "jemput bola", dan kita semua harus memanfaatkan itu. Pesan ini tentu saja konkrit, terutama ketika ditilik dari segi efek yang didapatkan. Sederhana, "Bu Puan saja memperpanjang SIM, kok, apalagi kita!", atau kalimat seperti "Bu Puan saja pakai SIM Keliling, yuk, kita pakai juga". 

Ketiga, menegaskan kembali sosok Puan Maharani yang apa adanya. Tak perlu jaim untuk melakukan sesuatu, meski dirinya adalah Menteri. Memperpanjang SIM langsung, datang ke tempat, dan melakukannya sebagaimana rakyat biasa yang lain adalah contoh gaya kepemimpinan Puan Maharani yang ramah. Bisa saja kalau ia mau tinggal suruh orang atau meminta untuk didatangi ke kantornya, tapi Puan Maharani tidak memilih cara itu, ia lebih memilih untuk datang dan melakukan segala prosesnya langsung.

Artinya, dalam konteks kepemimpinan, Puan Maharani kerap tidak memedulikan "tampilan" dan image ketika berhubungan dengan kerja. Kita masih ingat bagaimana Puan Maharani pernah memakai sepatu yang tidak match dengan ukuran kakinya sehingga agak lucu melihatnya. Dalam keseharian pula, Puan Maharani juga tampil apa adanya, meski tetap tampak elegan tentunya. Ia tidak pernah berlebihan dalam memoles diri, berpakaian seadanya seperti batik, baju putih, kebaya. Tak kita melihatnya tampil menor, memamerkan make up sedemikian rupa. Tak pernah.

Artinya, apa yang dilakukan Puan Maharani dengan memperpanjang SIM menggunakan jasa layanan SIM Keliling, sekaligus semakin menegaskan sosoknya yang apa adanya.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun