Mohon tunggu...
Barid Nizar
Barid Nizar Mohon Tunggu... Administrasi - Break Your Limit

belajar menulis, sambil ngopi tipis tipis... mencoba berbagi, walaupun hanya "sakndulit"...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Gerakan Nomor Stambuk

9 Juni 2017   02:28 Diperbarui: 9 Juni 2017   11:18 3014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"BA'DAHUUU.....!!!"

Terdengar suara penguji paling muda, memanggil peserta selanjutnya. ... Dalam ruangan, tampak berjejer 3-5 penguji, siap memberikan penilaian. ruangan terasa mencekam, karena begitu peserta masuk ruangan. dia akan sendirian, menghadapi tatapan tajam penguji. 

begitulah sekelumit gambaran suasana ujian yang pernah kami alami. sepintar apapun kami, sesiap apapun, begitu memasuki ruang ujian, materi yang awalnya sudah ada dikepala , tiba tiba Yataba'sar  (bertebaran), tidak tahu kemana. bagaimana tidak, satu orang peserta menghadapi 3-5 penguji. blank, alias empty.. alias masdhuk.

salah satu pertanyaan awal yang sering ditanyakan adalah "Maa roqmuka fii daftaril qoid?" (berapa nomor stambukmu), sekarang menjadi viral di media sosial. begitu banyak status memakai bahasa "arab" yang tidak terlalu "arab". pointnya adalah menceritakan nama, julukan dan kegiatannya selama ada dalam lembaga pendidikan tersebut. tentu tidak afdhol kalau tidak dibumbui dengan hal-hal yang tidak dapat dilupakan.

fenomena Nomor stambuk, adalah fenomena sosial. dimana fenomena ini muncul karena ada !@#$%^&**&^$#_)(*&^%$#@$%^&*()_(*&^%$#^&*()*&^%$#$%^&*()_+ (maaf..keyboard mendadak error).. gerakan ini muncul secara spontanitas. muncul karena ada sesuatu yang dianggap sakral kemudian di usik. 

Hal ini sah sah saja. karena menyangkut ranah media sosial. bahkan menjadi ajang silaturahmi antar alumni. dengan mengenang nomor keramat atau stambuk yang merupakan identitas awal mereka masuk lembaga pendidikan. lebih unik lagi, ungkapan dan curhat mereka memakai bahasa yang hanya dapat difahami oleh kalangan mereka sendiri. saking asyiknya, beranda menjadi diskusi hangat tentang kenangan di lembaga pendidikan.. sampai teman-teman yang non alumni sampai menginbox.."ngomong opo toooo kuiiiii "...... 

ternyata, bentuk protes pun akan menjadi kritik yang membangun, apabila disampaikan dengan cara yang berbeda. istilahnya.. "ATTORIIQOTU AHAMMU MINAL MAADDAH"... 

next,, mungkin akan muncul gerakan "AINA SAQOTO RO'SUKA".. :)

kita tunggu

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun