Mohon tunggu...
Nina Bobo
Nina Bobo Mohon Tunggu... -

meramaikan saja.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mempertanyakan Kredibilitas Metro Tv dan Tv One

18 Januari 2017   03:00 Diperbarui: 18 Januari 2017   03:38 4282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pilkada DKI Jakarta sangat seru dan menyenangkan untuk di jadikan hiburan di antara hausnya berita kritik untuk pemerintahan Jokowi-JK,terlebih setelah sesi debat sudah di langsungkan, semua pasangan calon (paslon) berlomba untuk mengedepankan visi misi, dalam debat Pilkada DKI Jakarta yang di siarkan secara live oleh tv nasional, di antaranya Metro Tv dan Tv one, rakyat semakin mengerti bahwa inilah sebuah pendidikan Demokrasi yang sangat baik, kita semua melihat ketika Sandiaga Uno dan Djarot Saiful Hidayat di wawancara oleh Tv One, mereka sangat akrab dalam memberikan komentarnya, mereka mengatakan "walau bagaimanapun kita semua bersaudara." sebuah kalimat yang berhasil membuat netizen tersenyum kecut, karena mungkin bukan kalimat itu yang di harapkan oleh kaum-kaum tidak berpendidikan dan kaum-kaum yang ingin kekacauan.

Kita menyadari sejak di mulainya isu Pilkada DKI Jakarta, sebagian besar semua pendengaran dan pandangan hanya di tujukan untuk Ahok, pengamat dan pemerhati politik antusias membahas Basuki Tjahaya Purnama atau ahok, hingga dalam laporan akhir the news maker 2016, ahok dapat mengalahkan Jokowi dalam kepopuleran.kita memaklumi jika ahok dapat mengalahkan Jokowi, karena sepanjang 2016 memang ahok selalu terdepan di dalam media,

Kredibilitas dan Integritas Media.

Kita tahu dan sangat faham betul bagaimana aliansi dan afiliasi beberapa media televisi nasional. dan kita dengan jelas bisa melihat kemana para Televisi-televisi tersebut berpihak dan kepada siapa para televisi itu melabuhkan pilihan politiknya, menjadi sangat wajar bila hal ini di lakukan, pertama, karena pemilik media adalah tokoh partai politik, dan yang kedua, karena ada kepentingan untuk mempromosikan orang-orang (calon politikus dan pemimpin) juga partainya,menjadi tidak wajar jika di lakukan di saat kampanye sudah berlangsung,

Porsi siaran dan pencitraan yang berlebihan telah di lakukan oleh metro Tv dan Tv One terhadap Basuki Tjahaya purnama, dan dalam hal ini Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sudah harus melakukan teguran juga peringatan terhadap kedua stasiun televisi tersebut, karena Pilkada serentak 2017 ini tidak hanya di lakukan di DKI Jakarta, dan tidak hanya di ikuti oleh Basuki Tjahaya purnama,(Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. ada pemilihan Gubernur Banten dan juga ada Pilkada lain di semenanjung daerah Indonesia.benar jika DKI Jakarta menjadi parameter, dan benar juga bila ada yang mengatkan di Jakarta ini terlihat keberpihakan dan bisa membuat iri daerah lain.

Jika pada Pilpres 2014 media bisa berimbang,(baca: karena masing-masing calon memiliki aliansi dan afiliasi kepada media,) tidak dengan Pilkada DKI kali ini,kita tentu tidak mau semua ini berlanjut hingga Pilpres 2019 bukan.? tidak menutup kemungkinan ini bisa terjadi bila di biarkan terus menerus tanpa ada teguran dari komisi penyiaran Indonesia (KPI)

Sebagai contoh di dalam debat Pilkada DKI Jakarta, dengan mudah dan jelas kita melihat ketimpangan porsi pemberitaan juga diskusi para pengamat dan tim sukses masing-masing pasangan calon, lihatlah dari pengamat yang di hadirkan. berita yang di tampilkan, juga subjek yang di siarkan,apakah KPI tidak melihatnya,? menjadi tidak adil karena tim sukses pasangan calon yang tidak memiliki afiliasi terhadap media tidak dapat mengungkapkan pembelaanya.dan selalu terpotong oleh pembawa acara (host), dengan mengatakan atau mengiaskan menggunakan kalimat "belum waktunya, atau nanti ada sesinya," adalah suatu pembodohan terhadap komunikasi publik secara umum.

Mungkin Metro Tv dan Tv one bisa menjelaskan "terlihatnya" mereka atas keberpihakan media di saat kampanye sudah berlangsung. apakah stasiun televisi tersebut sudah mengindahkan pentingnya kredibilitas dan integritas untuk sebuah media? ataukah mereka akan berargumentasi dengan mengatakan "mereka adalah televisi spesial berita.? kita tidak akan mempersoalkan dan mengkritik jika promosi tersebut di lakukan pada saat kampanye belum berlangsung, namun menjadi persoalan jika promosi tersebut di lakukan saat kampanye sudah berlangsung. sebagai contoh lagi adalah slot-slot tayangan ulang yang hanya menjatuhkan lawan politik salah satu paslon dan sangat menguntungkan satu pasangan calon lainya. sepertinya dalam hal ini baik komisi Penyiaran Indonesia (KPI) maupun dewan pers sudah harus ikut mengawasi demi terciptanya proporsionalitas pemberitaan yang baik untuk semua.

Salam warga Jakarta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun