Apa isi Goody Bag yang di berikan pada Ganjar?
Saya tidak tahu. Jadi suatu ketika selesai rapat, saya lagi ngobrol tiba-tiba orang nyelonong 'pak ada titipan', saya pikir buku. Waktu saya buka kok bentuknya bukan seperti buku. Saya bilang balikin lagi deh. Tapi orangnya sudah lari. Saya tanya itu siapa, 'Nggak tau mas'," Ganjar Pranowo dalam sidang lanjutan kasus korupsi ektp di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Detik.
Kemana orang itu lari? semudah itukah memberi sesuatu kepada anggota Dewan yang terhormat? apalagi dari orang yang tidak di kenal. ABSURD.
Sampai saat ini saya mungkin orang yang masih percaya ucapan Ganjar, namun dengan adanya keterangan Ganjar saat sidang kasus ektp, sontak kepercayaan itu terkikis dan membuat miris. dengan sedikit menggunakan logika sehat, maka saya berfikir "Ganjar tahu terjadinya pembagian uang panas itu."
Di tambah kesaksian politisi Miryam yang mengatakan "hanya Ganjar yang mengembalikan uang itu." maka lengkap sudah prakiraan saya "Ganjar Pranowo Tahu adanya pembagian uang panas ektp."
Mari kita gunakan logika ketersambungan atas kesaksian Ganjar dan saksi (Miryam). jika aku yang menerima sesuatu, sebut saja uang, maka aku akan bertanya kepada pemberi (Miryam) uang apa ini? dan bila pemberi yang di maksud (Goody Bag) sudah lari, atau tidak tahu atau entah siapa, maka aku akan bertanya-tanya kepada rekan sekantor atau rekan seruangan, "eh ini aku di kasih uang, uang apa ya? atau aku akan berbincang-bincang dengan mengatakan "angpaonya kemarin sudah di kasih, tapi aku tidak tahu yang ngasih, kamu dapat gak? atau mengatakan "aku kemarin di kasih uang, tapi ku kembalikan." apa kamu tahu itu uang apa?
Apakah orang sepintar Ganjar Pranowo tidak mencari tahu dan mempertanyakan soal itu? atau Ganjar pura-pura tidak tahu karena saat itu dia masih kroco di gedung Dewan? ABSURD lagi.
Berita Acara Pemeriksaan (BAP) untuk dua terdakwa Irman dan Sugiharto sudah di ketahui khalayak umum. dan perincian pembagian uang sangat detail indah terurai. pengembalian uang panas juga sudah di terima oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). apa semua itu belum cukup untuk penguasa memberikan supportnya pada KPK?