Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berikan Kail Bukan Ikannya

20 Agustus 2017   08:02 Diperbarui: 20 Agustus 2017   08:14 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada kesempatan yang baik ini, aku masih menceritakan kisah nyata seorang kakek berusia sekitar 69 tahun yang lahir di Metro Lampung, dalam mengkaji makna yang terkandung dalam menunaikan zakat. Si kakek berkesempatan menimba ilmu di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ( angkatan tahun 1969 ), namun dikala aktifnya beliau mengawali tugas dinasnya di Balai Industri Semarang Jawa Tengah, lalu pindah ke Kantor Wilayah Departemen Perindustrian Propinsi Lampung.

Nabi Muhammad SAW. bersabda thalabil ilma walau bi sina, yang artinya tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina. Dari sabda ini, mudah -mudahan para pengikut beliau dapat menangkap sinyalnya, bahwa beliau Kanjeng Nabi sesungguhnya menginginkan agar para pengikutnya menjadi umat yang pintar dan cerdas, serta memiliki daya nalar rasional yang luas, tanpa membeda-bedakan ras, suku bangsa, warna kulit, bahasa dan agamanya. Si kakek memaknai sabda Nabi, hakekatnya adalah perintah baginya dan wajib dilaksanakan. Oleh karena itu si kakek dalam memaknai menunaikan zakat juga berpikir, bahwa kebutuhan makan manusia itu tidak hanya 1 kali dalam setahun, tetapi setiap hari. Sehubungan dengan hal tersebut si kakek berpikir, janganlah memberi ikan, melainkan kailnya. Dengan harapan status ekonomi si fakir miskin dapat berubah, yang semula statusnya masih besuk makan atau tidak, menjadi besuk makan apa. 

Suatu saat ketika sedang santai di rumah sambil membaca harian Kompas, si kakek membaca halaman suara pembaca. Salah satunya, warta dengan judul " Menghimbau Alumni Universitas Gadjah Mada". Judul tadi si kakek cermati yang inti isinya, ada seseorang bernama I. S. inisial namanya, lulusan MIPA jurusan Kimia UGM. Beliau telah lulus 2 tahun yang lalu, namun sampai saat ini belum bekerja karena ada kelemahan dalam diri yang bersangkutan. Si kakek lalu membicarakan hal tersebut dengan istri, dengan pertimbangan agar dapat membantu si kakek dalam menangani limbah cair tapioka di Lampung kala itu. Akhirnya mengirim surat, ke alamat yang tertera dalam suara pembaca. Inti isi suratnya bila mas I.S. berkenan, silahkan datang ke Lampung untuk berorientasi. Setelah sekitar 2 minggu sejak berkirim surat, tidak ada balasan surat. Tahu-tahu malam hari sekitar pukul 9.30, ada orang mengetuk pintu rumah. Si kakek segera membukakan pintu, karena saat itu si kakek sedang mengobrol dengan mas S.W. anak angkat laki - laki pertama yang kebetulan berkonsultasi ke Bandar Lampung.

Begitu pintu terbuka, si kakek merasa belum pernah melihat tamu ini sebelumnya. Saat si kakek terdiam dan memegang kening untuk mengingat-ingat siapa beliau ini, yang bersangkutan berkata "saya I.S. pak". Oo mas I.S. mari silahkan masuk. Sampai di dalam, mas I.S. langsung si kakek kenalkan dengan mas S.W. Mas-mas berdua bapak tinggalkan kata si kakek, silahkan mas S.W. menceritakan segala sesuatunya kepada mas I.S. karena mas S.W. yang lebih dahulu mengenal keluarga dan aktivitas bapak, jelas si kakek.

Sehari setelah mas I.S. tinggal serumah. Siang sepulang kantor hari Sabtu, mas I.S. diajak si kakek mengunjungi pabrik tapioka yang berlokasi di desa Sidokerto, Kecamatan Gunung Sugih, Lampung Tengah dengan berboncengan naik sepeda motor. Malam harinya si kakek informasikan kalau pabrik yang dikunjungi tadi, merupakan pabrik tapioka terdekat atau sekitar 50 km dari Kota Bandar Lampung. Hari minggu besuk, mas I.S. ikut bapak ke Watu Agung Kalirejo mengunjungi pabrik tapioka yang lokasinya lebih jauh, kata si kakek. 

Sebagaimana telah direncanakan, pemilik pabrik tapioka datang ke rumah menjemput. Disini pemilik pabrik dikenalkan si kakek dengan mas I.S, selanjutnya  bertiga meluncur ke pabrik beliau di Kalirejo. Di pabriknya, si kakek diikuti mas I.S. diberi penjelasan dan diajak keliling meninjau situasi pabrik, sejak proses produksi sampai ke penanganan limbah cairnya. Setelah diberikan sumbang saran oleh si kakek mengenai teknik teknologi pengelolaan limbah cair industrinya, bertiga lalu pulang dan sampai rumah sudah sore. Tanpa banyak komentar dan karena lelah, si kakek hanya berkata kepada mas I.S, tolong dipikirkan baik-baik setelah melihat medan yang akan diterjuni.

Malam berikutnya si kakek duduk-duduk santai dengan mas I.S, diteras rumah. Dalam obrolan tersebut si kakek bertanya, bagaimana mas? Setelah mengetahui medan yang akan diterjuni, kira-kira mas I.S. mantap dan krasan tidak, tinggal di Lampung? Mas I.S. menjawab, akan saya coba pak. Kalau memang begitu tolong diniatkan dalam diri mas I.S, bahwa keberadaan mas I.S, di Lampung sini bukan karena bapak, tegas si kakek. Tetapi benar-benar karena mas I.S berniat, ingin menunjukkan eksistensi diri bersama bapak di Lampung, tegas si kakek lagi. Benar pak, saya sudah mantap dan akan berusaha keras untuk merubah nasib saya, tegas mas I.S. Begitu sekilas perbincangan dengan mas I.S, yang dalam percakapan kadang terputus dan harus menunggu, karena beliau gagap kalau bicara. Jadi gagap inilah yang mungkin beliau ungkapkan dalam suara pembaca, bahwa ada kekurangan atau ada kelemahan dalam dirinya, sehingga sulit untuk memperoleh pekerjaan. Dengan demikian di keluarga si kakek, telah lahir anak angkat laki - laki kedua Drs. I.S. inisial namanya.

Mas I.S, dibimbing si kakek dalam bidang teknik teknologi pengelolaan limbah cair industri tapioka dan yang akhirnya dapat mandiri. Selang beberapa tahun setelah kehidupannya mapan, mas I.S. memberi kabar kalau mau menikah. Mempersunting gadis idamannya dari Kota Gajah Lampung Tengah. Si kakek sekeluarga merasa senang, bangga dan bahagia, anak angkat laki-laki kedua si kakek akhirnya berhasil. Dalam pelaksanaan akad nikahnya si kakek sekeluarga, mas S.W dan teman lainnya dapat hadir diacara tersebut. Si kakek serombongan, merasa was - was dan selalu berdo'a agar dalam acara akad nikahnya berjalan lancar. Alhamdulillah akad nikah mas I.S. berjalan lancar, dan legalah si kakek serombongan yang mengetahui adanya kelemahan dalam diri mas I.S.

Si kakek sekeluarga merasa bahagia dan bangga, telah dapat mengentaskan anak angkat laki-laki kedua, sekaligus mampu membantu menunjukkan eksistensinya. Alhamdulillah, mas I.S. saat ini telah dikaruniai anak 2 orang, dengan kehidupan yang dapat dibilang mapan. Sudah mempunyai rumah sendiri di Kota Gajah Lampung Tengah, kendaraan roda empat, dan kegiatannya di industri tapioka, serta usaha lainnya. 

Kisah nyata si kakek lainnya. Suatu saat si kakek dan keluarga, berkesempatan silaturahmi dengan saudara-saudara yang ada di Jawa Tengah. Tepatnya mengunjungi Eyang anak-anak  si kakek yang berdomisili di Demak Jawa Tengah. Ketika si kakek sekeluarga datang disambut gembira oleh Eyang dan saudara-saudara yang ada di Demak. Kesempatan seperti ini, dipergunakan sebaik-baiknya untuk mengunjungi sanak saudara. Karena kejadian seperti ini, belum tentu 2 atau 3 tahun sekali dapat si kakek lakukan. Alhamdulillah, walau domisilinya berbeda, dapat dikunjungi satu persatu. Semua saudara yang dikunjungi merasa bahagia, dapat bertemu dengan anak, cucu dan saudaranya dari seberang ( Sumatera ).

Saat berkunjung ke Purwodadi, oleh kakak istri atau pakdhenya anak-anak, diinformasikan kalau ada anak yang pernah ikut dengan beliau. Anak tersebut lulusan  Fakultas Pertanian Universitas Mataram di NTB, Ir. E.S. inisial namanya. Sampai saat ini dia belum mempunyai pekerjaan tetap, kalau mungkin biar ikut adik ke Lampung. Siapa tahu di Lampung mas E.S. cepat mendapat pekerjaan. Si kakek dan istri menyanggupi dititipi mas E.S. di Lampung. Singkat ceritanya, saat si kakek pulang ke Lampung belum diikuti mas E. S, karena kontrak kerjanya belum habis. Oleh karena itu si kakek meninggalkan kartu nama, dengan maksud bila mas E.S sudah selesai masa kontraknya dapat mencari ke Lampung. Benar juga, selang beberapa waktu mas E. S. sampai dirumah si kakek. Dengan demikian, mas Ir. E.S. merupakan anak angkat laki - laki ketiga dikeluarga si kakek. Untuk kesibukan sehari-hari, mas E.S. ditugasi berkebun singkong sambil mencari pekerjaan. Tidak terlalu lama menunggu, akhirnya mas E.S. mendapat pekerjaan disuatu perusahaan yang bergerak dibidang Pertanian. Karena bertugas sebagai tenaga lapangan, maka untuk mendekatkan dengan lapangan pekerjaannya, mas E.S pamit mau kontrak rumah di Pugung, Lampung Timur. Si kakek merasa senang dan bangga mendengar kabar ini, dan mendo'akan agar mas E.S. sukses dalam meniti karier.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun