Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola

Yah.. Kalah Lagi Mas Bro!

28 Agustus 2017   21:02 Diperbarui: 28 Agustus 2017   21:10 1259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika goal getter  Ezra out dari football green court, dan digantikan oleh Osvaldo, terbitlah kekhawatiran aku akan kekalahan, aku melihat ini semacam strategi spekulasi untuk mencoba memperbesar probabilitas memasukan gol ke jala Malaya di penghujung waktu. Spekulasi antara kesabaran menanti gol Ezra didalam skuad yang mulai turun perform dengan menukarnya dengan empat penyapu sejajar yaitu Yarbes, Febri, Saddil dan Osvaldo guna  mendapatkan akselerasi.

Sejak itu , Yarbes berinisiatif  atau mungkin diposisikan sebagai target man , sebagai pencetak gol dengan speed dan skill individu yang lebih dari ketiga sayap lainnya. Namun dari sejak kick off, Yarbes nggak perfom seperti biasanya, alih alih lebih atau puncak, kontrol bola dikaki berbareng speed tidak nampak rapih, sehingga menghasilkan effort yang diawal penuh harapan menjadi sia sia.

Disisi lain, seiring waktu pertandingan, Malaysia memperlihat grafik yang menaik dan firm dengan sepakbola yang sederhana, memanfaatkan ruang kosong dan operan panjang hanya dengan dua tiga orang pentingnya saja, yang kelihatan sangat terlatih untuk skenario ini. Syafawi si tukang assist, Jafri target man dan Thanabalan si pendobrak berwajah sederhana.  Skema ini semakin terlihat nyata menjelang menit menit menuju akhir pertandingan.

Apakah ini terabaikan atau tidaklah cukup dianggap berbahaya, sehingga spekulasi yang seandainya benar seperti yang aku sebut diatas tadi. Barangkali ada yang luput terlihat bahwa spekulasi diambil saat performa Indonesia menurun dan sebaliknya Malaysia menanjak. Sehingga teori sepakbola sederhana Malaysia ini menjadi efektif dan berbahaya di kondisi saat team work spirit mereka menunjukkan grafik menaik, sementara kita menurun, sehingga faktor mencetak gol sang bomber Jafri atau gelandang penyerang Thanabalan begitu open.

jika adanya benar, inilah adu strategi, perkara hasil akhirnya bagaimana, tentu saja spot analisis yang jeli dan keberuntungan mengambil peran.

Sama sama bertujuan menjebol gawang,  pelatih Malaysia Ong Kim Swee memang berlatih mencetak gol, sedang Coach Luis melatih mendobrak pertahanan, maka propbabilitas yang lebih besar adalah pasukan yang pertama disebut, didalam situasi dan  kondisi crucial time pertandingan berada dalam stamina sudah terkuras atau determinasi jauh menurun.

Jadi akan lebih bijak seandainya pasukan kita tidak memaksakan mencetak gol saat menjelang akhir, dengan mengganti Ezra, namun bersabar menunggu momen komunikasi Febri -- Ezra yang cenderung mulai terbentuk meskipun lambat. Sembari bertahan untuk skenario kedudukan kacamata, yang selanjutnya dimulai strategi baru di perpanjangan waktu.

Sayang,  goal kepala Thanabalan di menit 85, semakin memberikan potret lapangan yang terlihat hopeless, sehingga sisa waktu plus ekstra menit tambahan hanya berupa hitungan detik detik semata yang adalah tanda kemenangan tuan rumah Malaysia , sehingga peluit panjang usainya pertandingan hanyalah pengesahan semata.

Namun bola itu bundar, menang atau kalah banyak sekali faktor bercampur baur didalamnya berikut analisis analisis yang menyertainya.

Pasukan Garuda Muda kita memang telah berjuang dan memberikan segalanya sepanjang perjuangan di grup B sampai semifinal. Namun juga sayang, kita kalah dengan pasukan Malaysia yang kualitasnya seperti gimana rasanya gitu.

Memang kita perlu mengenal betul pemain pemain kita, tapi kita  perlu lebih mengenal permainan dan pemain lawan.

Yah.., kalah lagi.. mas bro.

Football is a kind of hope!

BSD 20170828

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun