Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ssstt, Tiga Anak Presiden Golput di Pilkada Solo

10 Desember 2015   02:17 Diperbarui: 10 Desember 2015   02:26 6032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Nama- nama anak Presiden di DPT (foto: dok viva.co.id)"][/caption]

 

Kemeriahan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Solo (Surakarta) Jawa Tengah, Rabu (9/12) kemarin, ternyata tak mampu menggugah minat anak- anak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk menggunakan haknya. Secara diam- diam, mereka berada di barisan golongan putih (Golput).

Tiga anak Jokowi yang terdiri atas Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep, seperti dilansir viva.co.id, kompak tidak hadir di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 23  di Kelurahan Manahan, Banjarsari, Surakarta. Hingga proses pencoblosan ditutup, ketiganya tetap tak terlihat.

“ Kami tidak tahu alas an kenapa tidak hadir. Cuma sesuai ketentuan KPU, jika sudah lewat jam, kami harus menutup TPS,” kata Ketua TPS 23 Toto Sarono ketika dikonfirmasi.

Harusnya tiga putra Presiden memiliki hak untuk menyalurkan aspirasinya dengan nomor urut memilih 127, 128 dan 129.  Tetapi, hingga penutupan, mereka bertiga tak kunjung tiba di TPS. Satu- satunya yang menggunakan haknya hanya nenek mereka, yakni ibu Sujiatmi.  Total jumlah pemilih di TPS ini, sebenarnya mencapai 307 orang, tetapi yang masuk katagori Golput sebanyak 85 suara.

Sampai sejauh ini tidak ada penjelasan kenapa anak- anak Jokowi tak menggunakan hak pilihnya, hal ini tentunya cukup disayangkan. Sebab, ketika semua pihak termasuk Presiden kerap mengeluarkan himbauan agar rakyat memanfaatkan pesta demokrasi tersebut, ternyata malah tiga anak Presiden memilih Golput.

Perihal Golput sendiri, sebenarnya bukan suatu hal yang aneh di Indonesia. Dalam suatu pemilihan apa pun yang terkait politik, baik Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden hingga Pilkada, angka Golput senantiasa selalu tinggi. Bahkan, di era orde baru yang represif pun, Golput sudah muncul. Salah satu yang terang- terangan menolak memilih adalah Prof Dr Arief Budiman yang saat itu menjadi dosen di UKSW Kota Salatiga.

Golput terus bergulir kendati kepemimpinan nasional telah berulangkali berganti, banyak anak- anak muda terpelajar yang malas menggunakan hak politiknya. Sebab, tak memilih juga merupakan suatu hak bagi seseorang. Celakanya, hingga sekarang, belum ada perangkat hukum yang mampu menjerat seseorang yang Golput.

Seseorang hanya akan terkena sanksi hukum bila ia mengajak, menghalangi atau mempersulit orang lain untuk memilih atau tidak memilih. Dalam pasal 28 UUD RI Tahun 1945 dan pasal 23 UU Nomor 39 tentang HAM , hak kebebasan berekspresi  serta menyalurkan hak pilihnya telah dijamin . Jadi, bagaimana pun juga Golput memang pilihan serta teramat sulit melarangnya.

Pilkada Serentak yang digelar di Kota Surakarta sendiri, berdasarkan hasil hitung cepat pk 17.00, pasangan FX Hadi Rudyatmo- Ahmad Purnomo diprediksi memenangkan pertarungan politik. Pasangan tersebut memperoleh 60,15 persen (107.158)  dari 178.163 suara sah. Sedang rivalnya, Anung Indro Susanto- Muhammad Fajri memperoleh 39,85 persen (71.955) . (*)

Sumber : anak-anak-presiden-jokowi-absen-nyoblos

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun