Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menunggu 14 Tahun, Akhirnya Jalan Tegal Ombo akan Diperbaiki

18 Agustus 2017   16:29 Diperbarui: 19 Agustus 2017   17:53 3284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang siswi terpaksa harus menyopot sepatunya (foto: dok pripadi)

Setelah menikmati sengsaranya memiliki jalan penghubung antar desa yang selama 14 tahun rusak parah hingga disebut sebagai jalan "gula kacang", akhirnya, Jumat (18/8) pagi, berhembus berita bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang akan memperbaiki infrastrukrur Dusun Tegal Ombo, Krandon Lor, Kecamatan Suruh tersebut.

Perihal kabar yang menyebut bahwa akses utama warga Dusun Tegal Ombo akan diperbaiki oleh Pemkab Semarang ini, awalnya disampaikan oleh tokoh masyarakat yang bernama Bastian Tito. Dirinya yang mendapat penjelasan dari sumber di kalangan birokrat, buru- buru meneruskan berita gembira itu pada warga. "Pembangunan jalan penghubung dengan Desa Suruh akan dilakukan awal tahun 2018," jelasnya.

Tak pelak, usai mendengar berita yang ditunggu- tunggu selama belasan tahun tersebut, puluhan warga segera menggelar ritual syukuran. Seperti galibnya warga pedesaan, syukuran dilakukan dengan cara sederhana. Sembari membawa nasi tumpeng berikut lauknya, mereka lesehan di akses vital yang kondisinya memang remuk tak berbentuk.

Dipimpin salah satu warga yang selama ini getol berjuang demi adanya perubahan di dusunnya, warga memanjatkan doa dan diakhiri aksi potong tumpeng selayaknya orang kenduri. "Kami akan menunggu hingga awal tahun 2018, kalau ternyata tidak direalisasi, jangan salahkan kami kalau nantinya ada aksi lanjutan," jelas salah satu warga tanpa bermaksud mengintimidasi.

Usai memanjatkan doa serta potong tumpeng, masih dengan cara lesehan tanpa tikar, puluhan warga segera makan siang bersama. Menurut mereka, bukan menu makanannya yang membuat nikmat, namun yang berbeda, karena mereka tidak lagi merasa menjadi anak tiri di negeri sendiri. Pasalnya, hampir 14 tahun keberadaan  mereka telah terabaikan.

Syukuran ala warga Tegal Ombo (foto: dok Farida)
Syukuran ala warga Tegal Ombo (foto: dok Farida)
Seperti diketahui, ratusan warga Dusun Tegal Ombo, Desa Krandon Lor, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang merasa menjadi anak tiri di Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Sebab, jalan penghubung menuju ibu kota kecamatan yang merupakan akses terdekat, sudah 14 tahun remuk tak berbentuk sehingga sangat menyengsarakan masyarakat yang beraktivitas pagi mau pun siang hari.

Konon mereka sudah membuat berbagai pengaduan ke para petinggi Pemkab Semarang mau pun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, hasilnya? Tetap tidak ditanggapi. Karena merasa putus asa, akhirnya salah satu warga mengontak saya agar persoalan ini bisa diangkat di Kompasiana.

Potong tumpeng sembari lesehan (foto: dok Farida)
Potong tumpeng sembari lesehan (foto: dok Farida)
Kompasiana Masih Bertaring

Hingga saya mendatangi lokasi, ternyata apa yang disampaikan warga benar adanya. Di mana, jalan penghubung antara Dusun Tegal Ombo menuju Desa Suruh (ibu kota kecamatan) itu rusak parah, bahkan lebih parah dibandingkan makanan khas Salatiga yang bernama gula kacang. 

"Kalau kita lewat jalan yang lebih halus, maka jarak tempuhnya lebih panjang sekitar tujuh kilo meter," ungkap Sulistyono warga Desa Purwodadi yang mendampingi saya.

Saat memandang akses pedesaan sepanjang 3 kilometer, yang terlihat di depan mata hanya bebatuan dan lobang-lobang yang siap menjebloskan roda kendaraan dalam perangkap. Sulit membayangkan semisal ada warga Dusun Tegal Ombo berada dalam keadaan darurat serta membutuhkan bantuan medis, pasalnya ketika usai diguyur hujan, keadaannya sangat pas untuk kegiatan offroad. "Kalau musim hujan, setiap hari warga yang melintas pasti ada yang jatuh," ungkapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun