Mohon tunggu...
Bambang Wahyu Widayadi
Bambang Wahyu Widayadi Mohon Tunggu... lainnya -

Menulis sejak 1979. di KR, Masa Kini, Suara Merdeka, Sinartani, Horison, Kompasiana, juga pernah menjadi Redpel Mingguan Eksponen Yogyakarta. Saat ini aktif membantu media online sorotgunungkidul.com. Secara rutin menulis juga di Swarawarga. Alumnus IKIP Negeri Yogyakarta sekarang UNY angkatan 1976 FPBS Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pernah mengajar di SMA Negeri 1 Sampit Kota Waringin Timur Kalteng, STM Migas Cepu, SMA Santo Louis Cepu, SPBMA MM Yogyakarta, SMA TRISAKTI Patuk, SMA Bhinakarya Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari. Pernah menjabat Kabag Pembangunan Desa Putat Kecamatan Patuk. Salam damai dan persaudaraan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Budi Utama: "Strategi Kuda" Untuk Kembali Berkuasa

17 Februari 2017   12:24 Diperbarui: 17 Februari 2017   12:47 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budi Utama. dok pribadi

Budi Utama, mantan Ketua DPRD Gunungkidul sekaligus mantan Ketua DPC PDI-P yang saat ini menekuni bisnis perumahan rakyat menyatakan, banyak orang melihat, kekalahan AHY pada Pikgub DKI adalah keterpurukan dinasti SBY.

“Tidak.  Ini sesungguhnya   justru sebliknya. Kekalahan si anak cerdas itu merupakan strategi kuda SBY yang meraih sukses cukup besar,” ujar Budi Utama, Jumat, 17/2/2017.

.Pertama, menurut Budi Utama, SBY berhasil mengorbitkan AHY hanya dalam hitungan bulan. Untuk sekala politik nasional, 17% pemilih DKI tidak bisa dibilang sedikit untuk seseorang yang muncul secara tiba-tiba. Model dadakan ini  pernah sukses mengantar SBY menjadi presiden. Kalah dalam pilihan wapres, mendadak  loncat jadi presiden.

Hiruk pikuk Pilkada DKI, demikian Budi Utama menganalisis, seperti aksi 212 dan sejenisnya, tidak terlepas dari andil SBY. Ini sebagai bukti bahwa pengaruh SBY masih sangat kuat.

Dilihat dari besaran  dana kampanye AHY yang konon mencapai Rp 60-an milyar, sumbangan dari berbagai pihak, terutama corporate, adalah menunjukan bahwa pundi-pundi sumber keuangan SBY masih cukup kuat dan loyal untuk menopang agenda politik berikutnya.

SBY, kata dia, sukses mengganjal Ahok, untuk tidak dengan mudah memenangkan Pilgub DKI. Artinya,  tahun 2019 akan memberi jalan lapang menahan laju Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres mendatang.

“Kekalahan AHY, jangan keburu ditertawakan. Banyak orang tidak menyimak atau bahkan merendahkan strategi SBY dalam meraih kekuasaan. Hati-hati, dia seorang strateg ulung,” ujarnya mengingatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun