Budi Utama, mantan Ketua DPRD Gunungkidul sekaligus mantan Ketua DPC PDI-P yang saat ini menekuni bisnis perumahan rakyat menyatakan, banyak orang melihat, kekalahan AHY pada Pikgub DKI adalah keterpurukan dinasti SBY.
“Tidak. Ini sesungguhnya justru sebliknya. Kekalahan si anak cerdas itu merupakan strategi kuda SBY yang meraih sukses cukup besar,” ujar Budi Utama, Jumat, 17/2/2017.
.Pertama, menurut Budi Utama, SBY berhasil mengorbitkan AHY hanya dalam hitungan bulan. Untuk sekala politik nasional, 17% pemilih DKI tidak bisa dibilang sedikit untuk seseorang yang muncul secara tiba-tiba. Model dadakan ini pernah sukses mengantar SBY menjadi presiden. Kalah dalam pilihan wapres, mendadak loncat jadi presiden.
Hiruk pikuk Pilkada DKI, demikian Budi Utama menganalisis, seperti aksi 212 dan sejenisnya, tidak terlepas dari andil SBY. Ini sebagai bukti bahwa pengaruh SBY masih sangat kuat.
Dilihat dari besaran dana kampanye AHY yang konon mencapai Rp 60-an milyar, sumbangan dari berbagai pihak, terutama corporate, adalah menunjukan bahwa pundi-pundi sumber keuangan SBY masih cukup kuat dan loyal untuk menopang agenda politik berikutnya.
SBY, kata dia, sukses mengganjal Ahok, untuk tidak dengan mudah memenangkan Pilgub DKI. Artinya, tahun 2019 akan memberi jalan lapang menahan laju Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres mendatang.
“Kekalahan AHY, jangan keburu ditertawakan. Banyak orang tidak menyimak atau bahkan merendahkan strategi SBY dalam meraih kekuasaan. Hati-hati, dia seorang strateg ulung,” ujarnya mengingatkan.