Mohon tunggu...
Bambang Wahyu Widayadi
Bambang Wahyu Widayadi Mohon Tunggu... lainnya -

Menulis sejak 1979. di KR, Masa Kini, Suara Merdeka, Sinartani, Horison, Kompasiana, juga pernah menjadi Redpel Mingguan Eksponen Yogyakarta. Saat ini aktif membantu media online sorotgunungkidul.com. Secara rutin menulis juga di Swarawarga. Alumnus IKIP Negeri Yogyakarta sekarang UNY angkatan 1976 FPBS Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pernah mengajar di SMA Negeri 1 Sampit Kota Waringin Timur Kalteng, STM Migas Cepu, SMA Santo Louis Cepu, SPBMA MM Yogyakarta, SMA TRISAKTI Patuk, SMA Bhinakarya Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari. Pernah menjabat Kabag Pembangunan Desa Putat Kecamatan Patuk. Salam damai dan persaudaraan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anies Baswedan Mengetuk Pintu yang Sama

24 Januari 2017   17:20 Diperbarui: 24 Januari 2017   17:43 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sahabat saya, sekaligus sparing diskusi di angkringan nasi kucing, Slamet Harjo menulis catatan emas untuk Anies Baswedan. Akademisi yang  cukup berlian ini dinilai gagal mengendalikan Kementrian Pendidikan, kemudian didepak oleh Presiden Joko Widodo karena tiga kesalahan.

Mendadak, angin politik di DKI bertiup super kencang  Anies Barwedan menceburkan diri malang melintang menghadang Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok.

Karib saya mengatakan, Anies Baswedan mengetuk pintu di rumah yang sama. Sementara rumah tersebut pemiliknya  masih Joko Widodo. Ini sebuah isyarat bahwa Anies melakukan perlawanan, dengan catatan kalau dia berhasil menumbangkan Agus Yudhoyono dan Ahok.

Anies dilemparkan dari Kabinet Kerja, ibarat disakiti karena terindikasi prestasinya jeblok. Sebutlah dia tidak mampu mengikis jajaran di bawahnya yang cenderung kurup.  

Teman saya menunjuk, Menkeu Sri Mulyani menemukan anggaran fiktif tunjangan profesi guru sebesar Rp 23,3. Rujukan ada di bisniskeuangan.kompas.com
 Slamet yakin Anies bersih, tidak terlibat dalam rencana pembobolan uang negara yang super jumbo itu. Tapi di sinilah nampak letak ketidakmampuan Anies membenahi birokrasi di kementiannya yang korup.

Sisi lain Jokowi geregetan karena dari 18 juta ruang kelas sekolah ternyata hanya 466 yang kondisinya baik. Tidak sampai 1/2 juta dari 18 juta Kelas Sekolah di Indonesia yang Kondisinya Baik. Rujukannya di m.detik.com

 Saat Kementrian Pendidikan dikendalikan Anies Baswedan banyak anak tidak sekolah memperoleh Kartu Indonesia Pintar (KIP). Itu jelas terungkap di nasional.kompas.com

 Menurut Slamet, Anies Baswedan orang baik, bersih dan pintar, tetapi tidak mampu memberihkan birokrasi warisan lama yang bobrok. Dia tidak mampu memenuhi standar Jokowi yang total fighter.

Anies  sangat brilian dalam dunia akademik, tapi akan kedodoran jika harus memimpin birokrasi yang masih bobrok. Apalagi di DKI Jakarta. Sangat berat bagi Anies membenahi birokrasi maupun bertarung dengan DPRD seperti Ahok. Sangat mengerikan jika DKI dipimpin gubernur yang tidak setangguh Ahok, birokrasi kembali korup.

Kalau sempat memenangkan pertarungan, pertanyaannya, apakah secara batiniah Jokowi akan menerima Anies Baswedan dalam kapasitas sebagai Gubernur DKI?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun