Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menantang Guru Menulis Buku

7 Juni 2018   07:10 Diperbarui: 7 Juni 2018   13:40 3054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MESKIPUN ada penulis yang sudah berpengalaman mengatakan bahwa menulis buku itu gampang, pada kenyataannya tidaklah demikian. Tidaklah gampang jika diembel-embeli dengan tantangan menulis buku yang bermutu, apalagi harus laku. Menulis buku, baik fiksi maupun nonfiksi, sering saya katakan memerlukan napas panjang karena seorang penulis ditantang untuk menguraikan suatu topik secara lebih lengkap, bahkan lebih mendalam dan mendetail.

Betul bahwa ada buku-buku yang disebut buku instan. Judulnya bombastis, tetapi isinya "nyaring bunyinya" alias kosong meski tidak melompong. Ada isinya, tetapi tidak memberi banyak pengetahuan atau keterampilan yang diharapkan pembaca.

Buku-buku instan (dibuat secara mendadak) itu tentu mudah saja menulisnya dalam hitungan hari, apalagi isinya lebih banyak comot sana-sini dari sumber di internet yang meluber. Jelas menuliskannya memang gampang dengan meminjam pilihan kata dan susunan kalimat milik orang lain.

Soal menulis buku yang "gampang" lagi, memang paling mudah adalah menceritakan pengalaman diri sendiri. Kategorinya tidak termasuk biografi, autobiografi, atau memoar---jenis ini malah biasanya sangat panjang dan memerlukan keterampilan khusus menuliskannya. Lebih tepatnya pengalaman itu berwujud dalam bentuk refleksi (renungan) pribadi atau juga cuplikan sebuah peristiwa yang terjadi, lalu dibumbui dengan refleksi atau motivasi.

Pilihan menulis seperti inilah yang sering ditawarkan di dalam pelatihan-pelatihan menulis buku, terutama pelatihan untuk para guru yang marak kini. Mereka didorong menceritakan pikiran, perasaan, dan pengalaman mereka sendiri. Namun, ada hal yang terkadang dilupakan yaitu tentang kemenarikan, kepentingan, dan kekuatan pesan terhadap pembaca.

Terkadang pembaca sasaran diabaikan karena penulis tidak memulakan tulisannya dari tujuan penulisan dan deskripsi pembaca sasaran secara jelas. Ketika ditanya siapa pembaca sasaran bukunya, jawabannya sering kali terlalu umum, tidak spesifik. Padahal, pendeskripsian pembaca sasaran secara spesifik (usia, latar belakang pendidikan, kelas sosial, minat-minat budaya, dll.) akan sangat membantu penulis mengembangkan gagasannya.

Sejatinya seorang guru memiliki kesempatan begitu banyak untuk mengembangkan gagasannya. Ia dapat menulis tentang topik mata pelajaran, baik sebagai buku pelajaran/buku sekolah maupun buku pengayaan. Ia dapat juga mengubah (mengonversi) hasil penelitian tindakan kelas (PTK) menjadi buku ilmiah populer. Ia juga dapat mengupas masalah-masalah pendidikan dan pemelajaran dari sudut pandangnya sebagai guru. Bahkan, ia juga dapat menuliskan buku-buku how to atau motivasi bagaimana menjadi guru profesional.

Ini menarik, ada satu kesempatan dan tantangan menarik yang diperuntukkan bagi guru SMA/SMK. Adalah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah, Kemendikbud mengadakan Lomba Penulisan Naskah Buku untuk Guru Pendidikan Menengah 2018. Jenis naskah yang dilombakan adalah

  1. naskah buku pengayaan pengetahuan;
  2. naskah buku pengayaan keterampilan; dan
  3. naskah buku pengayaan kepribadian (fiksi dan nonfiksi).

Perihal lomba yang akan ditutup tanggal 30 Juni 2018 ini dapat diakses di situs kesharlindungdikmen. Namun, perlu diingat sekali lagi tentang pembaca sasaran bahwa naskah ditujukan untuk pembaca jenjang SMA/SMK (remaja usia 16 s.d. 18 tahun). Tema umumnya adalah "Peningkatan Penghayatan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dan Kemampuan Literasi Dasar untuk Membentuk Pribadi Manusia Indonesia yang Cerdas, Berbudaya, Mandiri, dan Kompetitif". Adapun topik-topik naskah buku dapat dilihat di dalam pedoman lomba.

Salah satu persyaratan naskah adalah panjang isi naskah minimal 60 halaman (tidak termasuk bagian awal dan bagian akhir). Di sinilah seorang guru harus terampil mengembangkan gagasannya dalam bentuk buku yang ditulis secara ringkas (tidak bertele-tele), benar dari segi ilmu pengetahuan, mempertimbankan kebaruan (novelty), lengkap, dan tuntas. Jadi, kalau rata-rata satu bab 15 halaman, buku dapat terdiri atas 4 bab saja. Itu sudah ideal.

Foto dan Teks: Bambang Trim
Foto dan Teks: Bambang Trim

Tip Menang dalam Lomba

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun