Mohon tunggu...
ويجايا WNKS
ويجايا WNKS Mohon Tunggu... -

Luntang lantung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kudapan Tradisional yang Membuat Kangen

18 Juni 2012   04:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:51 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara mengenai makanan memang tidak ada habisnya, apalagi kalau makan tersebut bukan makanan yang biasa ditemukan dipasar entah itu pasar tradisional mapun pasar moderen.

Padahal dulu saat masih kecil saya kurang begitu menyukai makanan olahan tersebut, semenjak meninggalkan kampung halaman malah suka terbayang. Mungkin karena memang saya kurang menyukai makanan manis jadi apapun yang berasa manis suka ditinggalkan walau sesekali memakannya juga jika memang tidak ada pilihan lain.

Beberapa jenis makanan yang buat saya kangen biasanya saya dapatkan di sebelah timur Kabupaten Buleleng dimana pohon enau dan kelapa masih banyak berjejer serta kharakteristik tanah yang sedikit gersang asupan makananpun mengikuti hasil lahan.

Sele Melablab ( Singkong rebus)

Singkong rebus ini bukanlah singkong rebus biasa, seelah singkong di kuliti dan dibersihkan, singkong dimasukkan ke dalam tuak manis (air nira) dan di biarkan mendidih hingga matang. Rasa manis dari tuak tersebut yang sudah meng-karamel (berbentuk gula cair) menjadikan manis dari rebusan singkong itu terasa masuk ke dalam singkongnya. Biasanya ini dihidangkan saat para pekerja beristirahat untuk  meminum kopi sekitar pukul 9 pagi

Tuak Manis (Air Nira)

Tuak manis masih beberapa kali saya sempatkan untuk mencicipinya, biasanya di tempat para pembuat gula merah yang terbuat dari tanaman nira (enau?). Kami menyebutnya dengan pohon ental. Setelah air dari sadapan ental di saring dan dibersihkan dan dipersiapkan disebuah wadah yang bukan berbahan dari alumunium ditambahkan potongan kecil buah enau/ental muda (serupa dengan kolang-kaling) dan diminum begitu saja. Rasa manisnyamemang menyegarkan. Minuman ini umumnya dijual pagi-pagi karena menurut kebiasaan mereka sadapan nira diambil pagi untuk dasar membuat gula merah dan kalau diambil sore untuk dasar membuat cuka atau minuman beralkohol.

Bulung (Olahan rumput laut)

Bulung  sendiri berbentuk seperti agar-agar dengan kekenyalan yang tidak begitu kuat. Bulung dibuat dari salah satu jenis tanaman rumput laut yang sudah kering dan direbus bersama dengan gula merah dan sedikit garam untuk mmebuat gurih. Warnanya yang coklat muda mungkin tidak semenarik agar-agar ataupun jelly O misalnya, dan di kampung kami disajikan dengan parutan kelapa muda yang membuat rasanya menjadi unik

Lempog.

Penganan ini biasanya dibuat dari singkong rebus ataupun pisang rebus. Jika dari singkong dibuatnya dengan merebus atau mengukus singklong yang sudah dibersihkan dikuliti, dicampur dengan parutan kelapa muda(yang kadang dikukus bersamaan dengan singkong parut) dan ditumbuk serta sedikit garam sebagai perasa. Kadang dicampur dengan sedikit gula pasir ataupun merah sebagai perasa. Penganan ini mengingatkan saya akan getuk lindri. Untuk lempog berbahan pisang rebus, dicampurkan dengan penganan berbahan dari ketan dan ditumbuk dengan tambahan garam diakhir sebagai penyedap. Gula tidak lagi diperlukan karena rasa manis dari pisang sudah sangat kuat. Untuk saya pribadi aya menyukai lempog berbahan singkong yang tidak manis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun