Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dugaaan Metafisik Batalnya Pemindahan IKN akibat Virus Korona

29 Maret 2020   21:33 Diperbarui: 29 Maret 2020   22:48 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemindahan IKN Akibat Virus Korona

Dugaan atau Hipotesis Metafisik Batalnya IKN Akibat Virus Korona

Tulisan tantang pemindakan Ibu Kota Negara {"IKN"} mungkin tulisan saya yang ke 20 tentang tema ini atau lebih. Ada banyak tulisan saya tentang upaya pemerintah untuk memindahkan IKN ke pulau Borneo atau Kalimantan. Supaya tidak salah paham, tentu saja saya mendukung pemindahan ini agar Negara Indonesia bisa menjadi lebih baik, lebih makmur, lebih adil, dan lebih bermartabat;

Namun demikian saya sudah menduga dari awal sejak cita-cita pemindahan IKN itu dilakukan para punggawa Negara hanya melakukan analisis lahiriah atau analisis kausal atau analisis rasional, tanpa di dukung dengan kajian lain dalam multi dimensi sudut padang. Jika pun ada kajian itu saya kira lebih banyak sifat egoism manusia memaksa rasionalitasnya atau hanya cari panggung atau memaksa kebenaran yang suka bersembunyikan diri; atau semacam mencari kebenaran entitas non rasional [Ekofenomenologi].

Dua filsuf terkenal Georg Wilhelm Friedrich Hegel, dan  Benedictus de Spinoza.  Spinoza sebagai "God or Nature" [Deus sive Natura] atau Alam atau Tuhan adalah menjelma menjadi alam, jadi alam adalah wujud jasmani Tuhan yang tampak.   

Sedangkan Hegel  dengan filsafat sejarahnya, bahwa perjalanan sejarah manusia adalah bentukan rasio instrumentalnya yang mewujudkan menjadi tindakan, kebudayaan, dan benda-benda yang dihasilkan atau oleh Karl Marx disebut perjalanan dialektika materialism;

Maka dengan rerangka dua tokoh ini saya memperoleh pendasaran pada Dugaan  Batalnya IKN, dan Virus Korona, lalu bagimana hal ini dijelaskan:

[1] baik Bapak Presiden ke 1, dan bapak Presiden ke 2 saya sebut saja gagal memindahkan Ibu Kota ke Palangkaraya. Pembatalan itu secara lahiriah diakibatkan adanya deficit dana Pekan Olahraga Nasional, dan Presiden ke 2 gagal membuka lahan 1 juta hektar sawah gambut di Kalteng;

Padahal dua presiden ini saya sebut hampir tidak ada yang bisa menandingi dalam sejarah kesaktian mereka dalam memahami kaitan mikrokosmos, dan makrokosmos, bahkan dua manusia ini tercatat dalam tradisi Indonesia sebagai manusia hebat, berbakat, dapat wangsit, tahu menempatkan tatanan diri sendiri, bangsa Indonesia, berkarya melampaui tugas dan tanggungjawab mereka sebagai leadership; mereka berdua adalah pemimpin dilahirkan, dan dapat mengembangkan potensi lengkap paripurna.  Tentu sebagai manusia pasti ada kekuarangnya, dan saya rasa tidak bijaksana membahas hal itu;

[2] bapak presiden ke 2. Menentukan buku alam metafisik dengan  Hindu tertua Indonesia awal purba [force primitive] Kutai Kartanegara dengan melalui Keputusan Menteri Kehutanan No. 270/Kpts-II/1991, tanggal 20 Mei 1991 di buat Taman Hutan Raya Bukit Soeharto di Kaltim seluas 61.850 hektare. Hasilya  sama 7 (tujuh) bukti penemuan Yupa Artefak] Kutai Kartanegara memilki waktu substansi yang sama pada "7 (tujuh)  tahun" kemudian persis tanggal yang sama" yakni tanggal 20 Mei 1998, sekitar pukul 22.00 malam WIB Pak Harto di tinggal 14 Menteri berhenti mengudurkan diri, sebagai presiden Indonesia;

Apakah tanda semiotika ini kebetulan?; tidak ada yang bisa memastikan. Tetapi dengan menghitung klendarium [tanggalan] atau weton Jawa Kuna, atau kemampuan analisis Dayak Kaharingan dilahirkan jelas jawabannya adalah sebuah daya metafisik nusantara bekerja, membuat, menjadi "pengada, dan mengada" atau semacam mewujudkan diri dalam bentuk lain memiliki hakekat sama;

[3] bapak presiden ke 7 Indonesia pada tanggal 26 Agustus 2019 mengumumkan pemindahan Ibu Kota Negara di Kaltim, tepatnya di posisi di Kabupaten Penajam Paser Utara, di kabupaten Kutai Kertanegara; Pemindahan ibu kota akan direalisasikan secara bertahap dan ditargetkan secara fisik dimulai pada 2024;  Dan pemerintah  memperkirakan pemindahan ibu kota akan menelan biaya mencapai Rp 466 triliun. Hanya sebesar 19,2% biaya tersebut akan didanai menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari pengelolaan asset; Sementara sisanya menggunakan menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dan ditanggung pihak swasta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun